JATIMTIMES - Belakangan ini, media sosial ramai memperbincangkan isu adanya kandungan pengawet berbahaya dalam roti Aoka. Meskipun PT Indonesia Bakery Family (PT IBF), produsen roti Aoka, telah mengklarifikasi isu tersebut, perbincangan di kalangan warganet masih terus berlanjut.
PT IBF menyatakan bahwa produk roti Aoka tidak mengandung bahan pengawet kosmetik dan telah melewati pengujian dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, serta mendapatkan izin edar untuk semua variannya.
Baca Juga : ODGJ Ditemukan Tak Bernyawa di Kendungkandang Malang, Diduga Serangan Jantung
Head Legal PT IBF, Kemas Ahmad Yani, menegaskan bahwa roti Aoka tidak mengandung sodium dehydroacetate. Dan Kemas juga mengklarifikasi bahwa masa kedaluwarsa produk ini bukan enam bulan seperti yang ramai diberitakan.
Apa Itu Sodium Dehydroacetate yang diduga terkandung dalam roti Aoka?
Sodium dehydroacetate adalah garam natrium dari asam dehidroasetat. Zat ini larut dalam air, propilen glikol, dan gliserin, dan biasanya digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri serta jamur, sehingga produk bisa disimpan lebih lama.
Sodium dehydroacetate umumnya digunakan dalam produk kosmetik, seperti perawatan kulit dan rambut untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang dapat merusak produk atau menyebabkan infeksi kulit.
Menurut Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 17 Tahun 2022, sodium dehydroacetate yang dapat ditambahkan dalam kosmetik maksimal 0,6% (sebagai asam) dan dilarang digunakan dalam sediaan aerosol (spray).
Berdasarkan informasi dari situs Fengchen Group, sodium dehydroacetate juga bisa digunakan sebagai tambahan pengawet makanan. Zat ini berfungsi untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme seperti jamur dan beberapa bakteri, sehingga dapat memperpanjang masa penyimpanan makanan.
Secara umum, sodium dehydroacetate aman digunakan dalam jumlah kecil sebagai pengawet. Namun, penting untuk memperhatikan regulasi dan batas konsumsi yang ditetapkan oleh otoritas kesehatan seperti FDA (Food and Drug Administration) di Amerika Serikat dan EFSA (European Food Safety Authority) di Eropa untuk memastikan keamanan konsumen.
Baca Juga : Nyeleneh Banget, Viral Emak-emak di Tegal Ikuti Lomba Menangis
Meski aman dalam jumlah kecil, penggunaan sodium dehydroacetate dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan berbagai reaksi dan bahaya kesehatan. Paparan berlebihan dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata, dan saluran pernapasan.
Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi atau gangguan pencernaan akibat konsumsi sodium dehydroacetate yang terlalu banyak. Dosis tinggi konsumsi sodium dehydroacetate juga berpotensi menyebabkan kerusakan organ dan peningkatan risiko kanker, meskipun bukti pada manusia masih terbatas.
Melansir riset International Journal of Toxicology, sodium dehydroacetate dan dehydroacetic acid digunakan sebagai pengawet dalam formulasi kosmetik pada konsentrasi 1,0 persen atau kurang.
Studi toksisitas akut menunjukkan bahwa sodium dehydroacetate sedikit beracun bila diberikan secara oral pada tikus dan menunjukkan iritasi mata minimal. Penelitian subkronik dan kronis mengungkap berbagai efek toksik, terutama berakibat kurang nafsu makan dan penurunan berat badan.
Namun, sodium dehydroacetate, dehydroacetic acid, dan kosmetik yang mengandung bahan-bahan ini ditemukan praktis tidak menyebabkan iritasi, tidak menimbulkan kepekaan, nonfotosensitisasi, dan nonfototoksik dalam berbagai uji klinis. Berdasarkan data hewan dan klinis yang tersedia, disimpulkan bahwa sodium dehydroacetate dan dehydroacetic acid aman sebagai bahan kosmetik dalam praktik penggunaan dan konsentrasi saat ini.