JATIMTIMES - Abu Hurairah merupakan salah satu sahabat Rasulullah SAW yang begitu dikenal. Meski kurang dari empat tahun bersama Rasullullah, sosoknya menjadi periwayat hadist terbanyak dibandingkan sahabat lainnya.
Berbagai peristiwa menarik pernah dialami Abu Hurairah saat bersama Rasulullah. Namun, ada satu kisah yang paling menarik, yakni saat Abu Hurairah akan dihampiri Rasulullah namun malah menghindar.
Baca Juga : Bulan Muharam, Puluhan Yatim Piatu Terima Santunan di Desa Tanggung Campurdarat Tulungagung
Lantas, mengapa Abu Hurairah justru menghindar ?. Padahal, banyak orang yang akan sangat senang dan menyambut dengan suka cita saat didatangi Rasulullah. Mari simak kisahnya.
Sebagaimana diceritakan dalam hadits shahih riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim, satu ketika, Rasulullah mendatangi Abu Hurairah. Melihat utusan Allah akan mendatanginya, Abu Hurairah pun bergegas menghindar. Namun saat itu, Rasulullah melihat bahwa Abu Hurairah nampak terburu-buru, bahkan lari menghindar.
Kemudian, muncul pertanyaan dibenak Rasulullah, mengapa Abu Hurairah melakukan hal tersebut. Beberapa saat berlalu, Abu Hurairah kemudian kembali menemui Rasulullah.
Rasulullah kemudian bertanya, mengapa gerangan Abu Hurairah menghindar dan dimanakah saat itu ia berada. "Di mana kau tadi Abu Hurairah ?" tanya Rasulullah.
Mendapat pertanyaan tersebut, Abu Hurairah merasa tak enak hati dengan Rasulullah. Ia kemudian menjawab, bahwa saat itu dalam kondisi junub.
"Tadi aku dalam kondisi junub hingga membuatku tak enak duduk-duduk bersamamu" jawab Abu Hurairah.
Baca Juga : Oleng Keluar Jalur, Tiga Mobil Tabrakan Beruntun di Kota Batu
Dari sinilah, kemudian jelas sebab dari Abu Hurairah terkesan menghindar saat didatangi Rasulullah. Jelas, bahwa alasan Abu Hurairah menghindar bukan karena membenci Rasulullah, tetapi saat itu ia dalam kondisi junub sehingga merasa tak pantas duduk disamping Rasulullah.
Abu Hurairah terburu-buru untuk segera melakukan mandi Jinabat untuk menghilangkan hadast besar yang ada padanya.
Mendengar hal tersebut, kemudian Rasulullah berkata, "Subhanallah, sesungguhnya orang mukmin (dalam riwayat lain memakai redaksi ‘muslim’) tidak najis".