JATIMTIMES - Tiga kampung tematik di Kota Malang rencananya akan dilakukan pengecatan ulang. Ketiga kampung tersebut yakni Kampung Tridi, Kampung Warna-warni Jodipan (KWJ) dan Kampung Biru Arema.
Hal tersebut lantaran corak cat yang menjadi ciri khas dan daya tarik tiga kampung wisata itu sudah mulai pudar termakan usia. Sedangkan di sisi lain, tiga kampung itu masih belum kehilangan pesonanya bagi wisatawan.
Baca Juga : 4 Beasiswa yang Bisa Membuat Kamu Kuliah Gratis di Universitas Terbuka
Kepala Dinas Kepemudaran, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Baihaqi, pengecatan ulang tersebut dimaksudkan untuk menguatkan potensi yang telah ada. "Karena kan seperti di KWJ dan Tridi itu menyatu, termasuk juga di seberangnya ada Kampung Biru. Nah saat ini catnya di ketiga kampung itu sudah mulai memudar, dan ini sedang kami lakukan upaya untuk melakukan pengecatan ulang," jelas Baihaqi.
Dalam rencana tersebut, Baihaqi mengatakan, pihaknya akan mengandalkan anggaran yang bersumber pada Corporate Social Responsibility (CSR). Selain biaya cat, yang perlu dipersiapkan adalah biaya proses pengerjaan yang menurutnya sangat tinggi. "Dengan mengandalkan bantuan dari CSR yang sudah menjanjikan bantuan untuk harga cat. Tidak hanya cat saja, tapi juga biaya pengecatan itu kan juga besar," jelas Baihaqi.
Baihaqi mengatakan, saat ini Disporapar juga telah menjalin komunikasi. Dan menurutnya, telah ada salah satu industri cat yang mau memberikan potongan harga hingga 50 persen. "Komunikasi sudah kami lakukan, catnya sudah tersedia, tapi kan biaya untuk pengerjaannya ini butuh biaya yang tinggi juga. Nah ini yang sedang kita pikirkan dan harus dibahas secara teknis dengan stakeholder terkait," terang Baihaqi.
Setelah dilakukan pengecatan ulang, nantinya untuk perawatan akan diserahkan kepada masyarakat setempat. Dalam hal ini, masyarakat bisa memanfaatkan pendapatan yang didapat dari tiket masuk.
Baca Juga : Update Terkini: JLS dari Malang ke Blitar tersambung dan Mulus
"Jadi dari uang tiket pengunjung itu untuk biaya perawatan. Kan ini juga asetnya masyarakat. Pemerintah Kota Malang ini kan hadir dalam rangka untuk pembinaannya saja. Kemudian pemberdayaan masyarakatnya, tata kelolanya, tidak menutup kemungkinan juga menjadi jembatan mencarikan dari sumber lain yaitu dari CSR," pungkas Baihaqi.