JATIMTIMES - Meski berhasil mengungkap pabrik narkoba terbesa di Indonesia di Jalan Bukit Barisan, Kelurahan Gadingkasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri dan Polda Jawa Timur bersama Dit Interdiksi Narkotika DJBC belum menemukan otak pembuatnya.
Karena itu, Polri beserta jajaran tengah memburu dalang di balik beroperasinya Clandestine Lab tersebut. Diduga dalang dibaliknya adalah Warga Negera Asing (WNA) asal Malaysia.
Baca Juga : Pj Wali Kota Malang Turut Soroti Soal Judi Online
Rumah produksi narkoba yang dijalankan 5 orang tersangka yakni FP, AR, SS, YC dan DA, ternyata dikendalikan seorang dalang, yakni Warga Negera Asing (WNA) berinisial Kent.
“Yang bersangkutan (WNA) yang mengendalikan dan memberikan tutorial gimana cara membuatnya dan dia sedang kita buru,” ucap Kabareskrim Polri, Komjen Pol Wahyu Widada saat pengungkapan Clandestine Lab Terbesar di Indonesia, Rabu (3/7/2024).
Hal tersebut diketahui dengan ditemukannya barang bukti 1 unit televisi yang digunakan untuk melakukan zoom meeting. Zoom meeting dilakukan untuk mengendalikan para tersangka di rumah tersebut untuk memproduksi narkoba.
“Jadi mereka ini dikendalikan dari jauh, sehingga mereka tahu bagaiman cara memproduksi narkoba ini,” imbuh Wahyu Widada.
Para tersangka yang dibekuk pun tak mengenali siapa Kent. Menurutnya 5 tersangka hasil dari perekrutan antara WNA dan seseorang yang ada di Indonesia.
“Mereka ada yang merekrut antara yang di Malaysia tadi WNA dengan di sini gak kenal. Ini sedang kita lakukan pencarian. Yang pasti mereka tidak kenal tapi ada orang di tengah tengah mereka ini sebagai perantara yang merekrut,” tambah Wahyu Widada.
Dalam sehari rumah produksi tersembunyi itu bisa menghasilkan 4 ribu ekstasi, 4 ribu sanax adalah obat tidur golongan I. Jumlah tersebut diproduksi sejak bulan Mei hingga Juni atau dua bulan.
Sementara barang bukti yang diamankan 1,2 ton MDMB-4en-PINACA (Ganja Sintetis), 25.000 butir pil Xanax, 25.000 butir pil Extasy, 40 kg bahan baku MDMB-4en-PINACA setara dengan 2 ton produk jadi.
Kemudian barang bukti Prekursor Narkotika 200 liter Prekursor yang dapat diproduksi menjadi 2,1 juta butir extacy, 21 kg Benzil Metil Keton (BMK) atau Penil-2-Propanon (P2P), 8,7 kg Pipironil metil keton (PMK) atau 3,4 dimetilen dioksi fenil-2-propanon, 17 liter Aseton.
Baca Juga : Sejarah Terbesar di Indonesia, Pabrik Narkoba di Malang Produksi 1,2 Ton Sinte Selama 2 Bulan
Sedangkan barang Bukti Non Narkotika yang berhasil diamankan, 6,7 natrium borohidrid, 80 liter Asam Klorida, 12 kg tepung perekat, 2 (dua) unit Mesin Pencampur (mixer planatary), 1 unit mesin pengeringan vakum (vacuum drying chamber), 1 unit mesin pemanas (electric heater with thermostat), 3 mesin pengaduk dan pencampur (powder mixing and blending).
Ada juga 1 unit timbangan elektronik besar, 1 set rangkaian alat destilasi dan 2 lemari berisikan peralatan desitlasi yang berisikan labu erlenmeyuer, flame spreader, gelas ukur, labu didih, burret, separatory tunnel, vacuum adapter, short condenser, destilation adapter, stemmed tunnel, 250 ml boil flask, 50 ml boil flask.
Diketahui pengungkapan yang dilakukan di Kota Malang, merupakan hasil pengembangan yang sebelumnya mengungkap di sebuah gudang penyimpanan yang berada di Apartemen Kalibata City Jalan Raya Kalibata, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan.
Selanjutnya polisi melakukan pengungkapan terhadap gudang transit yang berada di Tower Jasmine dan Tower Ebony Apartemen Kalibata City. Lalu ditemukan barang bukti berupa tembakau sinte dalam penguasaan tersangka HA.
Berdasarkan keterangan tersangka dan bukti pengiriman ditemukan fakta, tembakau sinte yang berhasil disita dengan berat total 23.712,2 gram bruto dan 394 gram serbuk putih kecoklatan, diduga bahan baku tembakau sintetis tersebut dikirim dari Jalan Bukit Barisan, Kota Malang.
Setelah dilakukan pengembangan, pada 2 Juli polisi mengungkap pabrik narkoba di Kota Malang. Pabrik narkoba tersebut berkedok event organizer bernama Mitra Ganesha.