JATIMTIMES - Jawa Timur (Jatim) masih menjadi provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Indonesia. Persoalan penduduk miskin selalu menjadi pekerjaan rumah bagi setiap gubernur yang memimpin Jatim.
Berikut ini ulasan mengenai potret penduduk miskin Jatim sejak era kepemimpinan Soekarwo alias Pakde Karwo, Khofifah Indar Parawansa, hingga Adhy Karyono yang kini sebagai penjabat (Pj) gubernur Jatim.
Baca Juga : Utqiagvik, Kota Tanpa Matahari Selama Berbulan-bulan
Sebagai pengingat, Pakde Karwo pernah menjabat sebagai gubernur Jatim selama dua periode, yakni pada periode 2009-2014 dan 2014-2019. Sedangkan Khofifah merupakan Gubernur Jatim periode 2019-2024.
Kepemimpinan Khofifah berakhir pada 13 Februari 2024 lalu dan kini dilanjutkan oleh Adhy Karyono sebagai Pj gubernur Jatim.
Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap jumlah kemiskinan Jatim periode Maret 2024. Pada periode itu, masa jabatan Khofifah sudah purna, dan baru sebulan digantikan oleh Adhy Karyono sebagai Pj gubernur. Dengan kata lain, data penduduk miskin Jatim terbaru itu juga merupakan hasil dari kinerja Khofifah yang dilanjutkan oleh kepemimpinan Adhy Karyono.
Pada Maret 2024, jumlah penduduk miskin di Jatim mencapai 3,98 juta jiwa. Angka itu menjadi yang terbanyak bila dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin di provinsi lain.
Kendati demikian, periode Maret 2024 ini Jatim untuk kali pertama berhasil menurunkan angka kemiskinan menjadi satu digit atau di bawah 10 persen, tepatnya 9,79 persen dari total penduduk Jatim.
Sebelum ini, persentase penduduk miskin di Jatim selalu dua digit atau di atas 10 persen. Jauh ke belakang, pada masa kepemimpinan Pakde Karwo di awal periode kedua misalnya, persentase penduduk miskin Jatim masih 12,42 persen pada Maret 2014.
Jumlah penduduk miskin Jatim Maret 2014 tersebut setara dengan 4,78 juta jiwa. Sejak saat itu, di era periode kedua Pakde Karwo jumlah penduduk miskin di Jatim secara umum terus mengalami penurunan, kecuali hanya sekali naik pada Maret 2015.
Pada periode tersebut, penduduk miskin Jatim kembali merangkak menjadi 4,78 juta jiwa atau setara 12,34 persen. Angka itu naik dari capaian bulan September 2015 yang sempat mengalami penurunan menjadi 4,74 jiwa atau 12,28 persen.
"Kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada Maret 2015 dipicu oleh kenaikan harga barang kebutuhan pokok sebagai akibat dari kenaikan harga bahan bakar minyak," jelas BPS Jatim dalam laporan terbarunya, dikutip Selasa (2/7/2024).
Baca Juga : Dinas Kesehatan: Satu Persen Populasi Masyarakat Situbondo Menderita Katarak
Sejak saat itu, jumlah dan persentase penduduk miskin di Jatim selalu menurun dari tahun ke tahun hingga masa kepemimpinan Pakde Karwo berakhir. Di ujung masa jabatannya, pria berkumis tebal ini berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin Jatim menjadi 4,11 juta jiwa atau setara dengan 10,37 persen pada Maret 2019.
Periode tersebut juga merupakan masa transisi dari kepemimpinan Soekarwo ke Khofifah. Pasalnya, Khofifah tercatat dilantik menjadi Gubernur Jatim pada 13 Februari 2019.
Pada awal kepemimpinan Khofifah, jumlah penduduk miskin Jatim sempat turun menjadi 4,05 juta jiwa atau 10,2 persen pada September 2019. Namun, setelah itu tercatat beberapa kali jumlah penduduk miskin Jatim mengalami kenaikan, tepatnya pada Maret 2020, September 2020, dan September 2022.
"Kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode Maret 2020 dan September 2020 disebabkan oleh adanya pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia," ungkap BPS Jatim.
Pada Maret 2020, jumlah penduduk miskin di Jatim mencapai 4,41 juta jiwa (11,09 persen) dan naik lagi menjadi 4,58 juta jiwa (11,46 persen) pada September 2020. Baru pada Maret 2021, jumlah penduduk miskin Jatim kembali turun menjadi 4,57 juta jiwa atau setara dengan 11,4 persen total penduduk.
Selanjutnya, tren penurunan jumlah penduduk miskin terus berlanjut hingga mencapai angka 4,18 juta juta atau 10,38 persen pada Maret 2022. Namun, pada September 2022, penduduk miskin Jatim kembali bertambah menjadi 4,23 juta jiwa atau setara dengan 10,49 persen.
Kini, jumlah penduduk miskin di Jatim pada Maret 2024 mencapai 3,98 juta orang. Dibandingkan Maret 2023, jumlah penduduk miskin menurun 206 ribu orang. Persentase penduduk miskin pada Maret 2024 tercatat sebesar 9,79 persen, menurun 0,56 persen poin terhadap Maret 2023.