JATIMTIMES - Masalah banjir di Kota Malang mendapat perhatian khusus politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Ahmad Farih Sulaiman. Pria yang akrab disapa Gus Farih ini mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Malang untuk lebih tegas terkait regulasi terhadap pengembang perumahan. Terutama untuk memastikan bahwa pembangunan perumahan yang dilakukan tidak mengganggu aliran drainase.
Gus Farih ini mengatakan, hal tersebut perlu dilakukan mengingat permasalahan banjir yang terjadi Kota Malang setiap tahun kala musim hujan. Pada beberapa kondisi tertentu, ada beberapa drainase yang tidak berfungsi optimal, dan disinyalir menjadi penyebab banjir.
Baca Juga : 2 Jemaah Haji Asal Jombang Meninggal di Makkah karena Sesak Nafas
"Pengembang perumahan, targetnya itu gak akan mikir apakah ada dampak pada kemungkinan munculnya banjir atau tidak," ujar pria yang juga anggota Komisi D DPRD Kota Malang ini.
Untuk itu, dirinya pun menilai bahwa perlu ada ketegasan dari Pemkot Malang untuk mengawasi pembangunan pemukiman dan perumahan yang sedang berlangsung. Bahkan jika perlu, Pemkot Malang menerjunkan pengawas lapangan untuk meninjau pelaksanaan pembangunan perumahan.
"Butuh ketegasan pemerintah untuk menurunkan pengawas lapangan untuk ngecek. Sesuai standar atau tidak. Yang kurang dari kita (Pemkot) Malang adalah pengawasan terhadap proyek," jelas Gus Farih.
Bukan hanya itu, menurut pria yang berencana untuk maju dalam Pilkada Kota Malang ini, untuk penanganan banjir harus dilakukan evaluasi dari semua sektor. Tidak terkecuali sebagian masyarakat yang masih melakukan kebiasaan membuang sampah di sungai.
"Banjir adalah problem tahunan. Ini yang ada saling menyalahkan, semua harus evaluasi. Disadari apa tidak, bahwa tumpahan sampah masih menjadi budaya kita," tegas Gus Farih.
Sehingga perlu ada penyamaan persepsi kepada semua pihak. Baik Pemkot Malang dengan seluruh elemen masyarakat. Namun demikian, juga tidak ada salahnya Pemkot Malang bisa menjadi pioneer dalam hal tersebut.
Baca Juga : Server PDN Diserang Ransomware, Data Aplikasi Pemkot Batu Ikut Terdampak
"Jepang itu sudah ada budaya bahwa malu jika buang sampah sembarangan. Nah budaya ini yang tidak ada di kita. Apakah cukup di aturan, yang paling penting adalah, sosialisasi dan menyediakan tempat sampah," tuturnya.
Selain itu, yang tak kalah penting adalah melakukan upaya dalam rangka mempertahankan lahan hijau. Dalam hal ini, juga termasuk memperhatikan pembangunan perumahan agar bisa tetap mempertahankan lahan terbuka hijau.
"Revitalisasi saluran air, sering kita sering ndandani saluran air yang tidak pas. Lokasi titik banjir baru, itu selalu ada yang salah," pungkasnya.