JATIMTIMES - Nabi Isa As mempunyai kisah yang penuh makna dengan tiga potong roti. Kisah ini diolah dari sebuah buku berjudul Misteri Bulan Ramadhan karya Yusuf Burhanudin dan Sepenggal Cerita Sejuta Makna karya Abdul Wahid al-Faizin.
Bermula ketika Nabi Isa berjalan menyusuri tepi sungai dengan seorang pengikut, dimana Nabi Isa juga baru mengenalnya. Saat itu, keduanya memakan sebuah bekal roti. Ada tiga potong roti yang dibawa dan dua roti dimakan Nabi Isa dengan pengikut itu. Sehingga kemudian menyisakan satu roti.
Baca Juga : Percepat Layanan, Dispendukcapil Kabupaten Blitar Pastikan Pengurusan Adminduk Rampung dalam 2 Hari
Setelah makan roti, Nabi Isa yang merasa haus kemudian mengambil air disebuah telaga. Setelah minum air, Nabi Isa kembali dan mendapati satu roti sisa telah raib.
Melihat hal ini, Nabi Isa pun bertanya kepada pengikutnya itu.
"Siapakah yang telah mengambil sepotong roti yang tersisa?"
Pengikutnya menjawab bahwa ia tidak mengetahui keberadaan roti tersebut. "Demi Allah, Aku tidak tahu," jawab pengikutnya.
Setelah mendengar jawaban pengikutnya itu, Nabi Isa kemudian seolah tidak menggubris soal kehilangan satu roti dan melanjutkan kembali perjalanannya. Di tengah perjalanan Nabi Isa kemudian melihat rusa dengan dua anaknya.
Dengan mukjizat yang dimiliki dan atas izin Allah SWT, kemudian memanggil salah satu anak rusa itu untuk disembelih dan bakar. Setelah itu, dimakanlah daging rusa itu bersama dengan pengikutnya hingga menyisakan tulang-belulang.
Usai makan, Nabi Isa kemudian berdoa memohon kepada Allah SWT agar anak rusa yang telah ia sembunyi dan ia makan hidup kembali. Allah SWT mengabulkan doa Nabi Isa. Hiduplah lagi rusa yang sebelumnya ia sembelih. Keajaiban ini membuat pengikut nabi isa terkejut.
Setelah itu, Nabi Isa kembali bertanya kepada pengikutnya tentang satu potong roti tadi, "Demi Allah, yang memperlihatkan kepadamu bukti kekuasaan-Nya ini, siapakah yang telah mengambil sepotong roti yang disimpan itu?"
Lagi-lagi, pengikutnya menjawab tidak mengetahui keberadaan rotinya tadi, "Aku tidak tahu."
Nabi Isa kembali melanjutkan perjalanan dan melewati lembah dengan sungai yang dalam.
Dengan izin Allah SWT, Nabi Isa kembali menunjukkan mukjizatnya. Ia menyebrangi sungai dengan berjalan diatas air dengan pengikutnya yang tangannya dipegangi Nabi Isa.
Sampai diseberang, Nabi Isa kembali bertanya tentang roti tadi. "Demi Dzat yang telah memperlihatkan kepadamu mukjizat ini, aku bertanya kepadamu, siapa yang telah mengambil sisa roti kita?"
Lagi-lagi, pengikutnya masih memberikan jawaban yang sama, bahwa ia tidak mengetahui dimana satu roti sisa. "Demi Allah, aku tidak tahu siapa yang mengambilnya."
Dari sini, perjalanan Nabi Isa dengan pengikutnya kembali dilanjutkan. Dalam perjalanan keduanya menjumpai Tanah lapang dengan bebatuan
Di sini, Nabi Isa kemudian mengambil sebuah bongkahan batu dan dirubahnya menjadi bongkahan emas. Atas izin Allah SWT, jadilah batu tersebut menjadi emas.
Nabi Isa kemudian berkata untuk membaginya dalam tiga bagian. "Sepertiga ini bagianku, sepertiga satunya bagianmu, dan sepertiga lainnya adalah bagian orang yang mengambil roti".
Baca Juga : Ini Komisioner KPU Kota dan Kabupaten Blitar yang Baru Terpilih
Tiba-tiba, pengikutnya mengakui jika ialah yang telah memakan satu roti sisa tersebut.
"Akulah yang mengambil roti itu!". Mendengar ini, lanats Nabi Isa berkata bahwa semua emas ini untuk pengikutnya. "Kalau begitu, semua emas ini untukmu".
Setelah itu, Nabi Isa kemudian meninggalkan pengikut dan melanjutkan perjalanan sendiri. Sementara, pengikut Nabi isa yang berjalan sendiri dengan membawa bongkahan emas, didatangi oleh dua orang asing yang tertarik dengan emas itu. Keduanya kemudian mencoba merampas emas itu.
Namun, pengikut Nabi isa mencoba mempertahankan emas miliknya. Dalam kondisi takut, pengikut Nabi Isa tersebut menawarkan untuk membagi emas tersebut menjadi tiga.
"Bagaimana kalau emas ini kita bagi bertiga saja, Tuan-tuan?" Kata pengikut Nabi Isa. Kedua orang yang mencoba merampas emas dari pengikut Nabi Isa tersebut kemudian sepakat.
Perjalanan kembali dilanjutkan oleh ketiga orang itu. Ditengah perjalanan, mereka merasa lapar. Akhirnya ketiganya sepakat untuk membeli makanan. Pengikut Nabi isa kemudian diperintah untuk membeli makanan. Sementara dua orang asing tadi bertugas menjaga emas.
Terlintas rencana jahat dari dua orang asing itu untuk membunuh pengikut Nabi Isa. "Untuk apa kita terima penawarannya? Bukankah kalau kita membunuh dia, emas ini akan menjadi milik kita berdua? Dengan demikian, masing-masing kita bisa mendapatkan bagian lebih banyak," kata kedua orang asing ini.
Saat itu, pengikut Nabi Isa tadi sedang menuju tempat terdekat untuk membeli makanan. Ia akan dibunuh ketika kembali dari membeli makanan.
Beberapa saat kemudian, datanglah pengikut Nabi Isa dengan membawa tiga bungkus makanan. Tanpa pikir panjang, kedua orang asing itu kemudian langsung membunuh pengikut nabi Isa itu.
Setelah itu, mereka mengambil makanan yang dibawa oleh pengikut yang dibunuhnya. Kedua orang tersebut kemudian menyantap makanan. Tak berselang lama, keduanya justru turut tewas karena makanan yang dibawa oleh pengikut Nabi Isa sebelumnya telah diberikan racun.
Waktu berlalu, Nabi Isa bersama pengikutnya yang lain, kembali melewati tanah lapang yang dahulu pernah ia lewati bersama dengan pengikutnya dulu. Di sana ia cukup kaget melihat bongkahan emas yang di sampingnya tergeletak tiga mayat.
Dari tiga mayat itu, Nabi Isa mengenali jika salah satunya adalah pengikutnya dahulu yang mengambil sebuah roti miliknya.
Kepada para pengikutnya, Nabi Isa kemudian menceritakan asal usul emas dan ketiga mayat tersebut. Nabi Isa kemudian berkata, "Inilah dunia dan keburukan yang diakibatkan olehnya. Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap dunia."