JATIMTIMES - Kehebohan atas kedatangan Pesulap Merah di Tulungagung terus berlanjut. Pesulap dengan nama asli Marcel Radhival ininmengaku penasaran dengan nama besar Tulungagung yang ia sebut punya potensi besar.
Awalnya Marcel bercerita, dari penuturan temannya di Banyuwangi terkait santet, Tulungagung dikenal lebih tua. Dari informasi ini, Marcel kemudian semakin penasaran dan bertekad akan menggali lebih dalam terkait santet atau di Tulungagung dikenal dengan nama tenung atau jengges.
Baca Juga : Jabatan Kades Diperpanjang, Pilkades Kabupaten Malang di 310 Desa Dibatalkan
"Kita akan menggali cerita atau keyakinan tentang santet Tulungagung ini," ucapnya.
Selain itu, Pesulap Merah tertarik dengan potensi lain seperti wisata, seni budaya dan berbagai kekhasan tentang Tulungagung.
Menemui tokoh masyarakat Tulungagung yang terkenal, Didik Girnoto Yekti atau DGY, Pesulap Merah mengulik potensi-potensi ini. Saat bertemu, DGY yang ternyata kenal cukup lama dengan Marcel, begitu akrab dan ngobrol asyik.
"Salah satu yang saya temui adalah beliau (DGY). Kami ingin ngobrol dan menggali lebih dalam tentang Tulungagung, yang ternyata punya potensi yang begitu bagus dan luar biasa," ujarnya.
Keindahan alam di pantai selatan, menurut Marcel, sangat penting untuk diperkenalkan lebih luas agar mendorong perputaran ekonomi dari sektor wisata. Apalagi, Jalur Lintas Selatan (JLS) Tulungagung yang dikenal punya view paling indah antara tebing dan lautan sehingga harus lebih di-ekpose ke publik.
"Potensi wisata yang indah itu memang harus lebih dikenalkan melalui media sosial. Tentunya juga tentang seni dan budaya," imbuhnya.
Keunikan yang dimiliki juga sangat penting dipublikasikan dengan dukungan pemerintah daerah setempat. Untuk itu, Pesulap Merah setuju bahwa pemimpin di suatu daerah adalah orang-orang yang kreatif dan dekat dengan anak-anak muda seperti milenial dan gen Z.
Sementara itu, DGY yang juga mengidolakan warna merah mengaku Marcel adalah simbol milenial yang banyak penggemar di Tulungagung.
Baca Juga : Bikin Bangga Tulungagung, RSUD Campurdarat Raih Indonesia Top of Award 2024
"Saya memang mengidolakan Pesulap Merah. Saya menganggap warna merah adalah simbol keberanian. Artinya, kita harus berani melakukan inovasi, tegas mengambil kebijakan dan semangat membangun daerah," ucap Didik, Rabu (15/5/2024).
Pertemuan dengan Marcel, bagi DGY, merupakan diskusi dua arah yang saling menggali antara satu dan lainnya. Dari Marcel, DGY ingin belajar bagaimana membuat konten yang menarik sehingga mampu mendongkrak wisata dan ekonomi kratif.
"Ini akan menarik, inovasi yang melibatkan kaum muda akan mendorong pasar wisata, kuliner, mengenalkan seni dan budaya serta mendorong berbagai kreativitas lain yang berdampak langsung pada peningkatan ekonomi masyarakat," ungkapnya.
Kades Tunggulsari, Kecamatan Kedungwaru, yang digadang-gadang rakyatnya untuk menjadi pemimpin di Tulungagung itu mengucapkan terima kasih atas kedatangan Pesulap Merah. Bahkan, ia berkelakar kedatangan Pesulap Merah bisa jadi menjadi tanda-tanda yang bagus untuk memerahkan Tulungagung.
"Bisa jadi karena saya suka merah, lalu Pesulap Merah menjadi tanda akan membuat Tulungagung menjadi merah," pungkasnya.