JATIMTIMES - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terus menunjukkan keseriusannya untuk menekan angka stunting. Buktinya, penyelarasan penanganan stunting hingga ke akarnya terus digelorakan.
Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat mengatakan bahwa saat ini terus melakukan sejumlah inovasi untuk menurunkan angka stunting. Namun inovasi tersebut langsung di breakdown ke masing-masing kecamatan hingga kelurahan yang memahami lokus warganya.
Baca Juga : Keseriusan Dinsos-P3AP2KB Kota Malang Tekan Stunting, Lakukan Upaya Preventif hingga Sosialisasi ke Akar
“Untuk inovasinya seperti apa, itu saya serahkan kepada masing-masing kecamatan dan kelurahan untuk berupaya bagaimana menurunkan stunting di wilayahnya. Karena kan juga sudah ada anggaran yang kami berikan. Nah mereka harus berkolaborasi dengan Puskesmas setempat, dengan tokoh masyarakatnya untuk bisa menurunkan,” kata Wahyu Hidayat, Rabu (15/5/2024).
Dijelaskan Wahyu, saat ini angka stunting di Kota Malang telah menurun, meski masih di bawah target. Oleh karena itu, pihaknya melalui Dinsos-P3AP2KB Kota Malang menggelar Rembug Stunting agar program yang telah dibuat dapat optimal dan target terpenuhi.
Pada tahun 2023, prevalensi stunting di Kota Malang mencapai 8,9 persen. Perhitungan terbaru, angkanya turun menjadi 8,5 persen. Hal itu menunjukkan angka stunting menurun meski hanya sekitar 0,3 persen.
“Oleh karena itu hari ini dengan rembug stunting itu kita carikan solusi untuk kendalanya. Kalau angka stunting paling tinggi itu ada di Kecamatan Kedungkandang. Tapi ada beberapa kelurahan yang sudah menuju ke zero stunting. Nah saya harapkan kelurahan lainnya itu dapat belajar ke kelurahan yang sudah menuju zero stunting. Ini kita masih dalam evaluasi kira-kira kita lemahnya itu di bagian apa,” beber Wahyu.
Wahyu mengaku jika dibandingkan kota atau kabupaten lain, penurunan stunting di Kota Malang sudah cukup bagus. Karena ada beberapa kabupaten/kota yang malah prevalensi stunting-nya naik.
Baca Juga : Kader Muda PKB Arif Kurniawan Daftar Calon Wakil Bupati Blitar: Siap Dampingi Bupati Mak Rini
“Karena juga pemberian seperti makanan tambahan untuk balita di posyandu terus berjalan, pemberian daging dan telur juga terus berjalan. Dan kemarin pada saat saya melihat di salah satu posyandu, itu terus dilakukan. Karena sudah terpetakan mana saja (anak) yang berisiko stunting dan sudah ada penanganannya,” ungkap Wahyu.
Sementara itu Kepala Dinsos-P3AP2KB Kota Malang, Donny Sandito mengatakan selain terus melakukan penanganan stunting, pihaknya juga menangani anak yang berisiko stunting. Dalam hal ini ada pada angka 3000an lebih, banyak yang memiliki risiko stunting.
“Kalau yang stunting sedikit. Jadi bagaimana agar yang risiko stunting ini tidak masuk menjadi stunting. Upaya preventif dari kami itu misalnya pencegahan pernikahan dini, pemberian vitamin B untuk remaja putri, kemudian sosialisasi yang dilakukan oleh Duta Genre ke sekolah-sekolah, kemudian ada juga yang namanya dapur dahsyat yang ada di beberapa kelurahan, kemudian ada sekolah hebat, dan beberapa program turunan dari BKKBN,” ungkap Donny.