JATIMTIMES - Pasar Induk Among Tani Kota Batu kini beroperasi 24 jam dengan kedatangan pasar pagi. Geliat ekonomi di pasar terpusat itu diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan pedagang dan memberikan fasilitas bagi masyarakat untuk berbagai kebutuhan. Namun, dalam hal pemberdayaan pasar induk terpusat agar semakin fungsional dinilai belum maksimal.
Hal tersebut disorot salah satu Pelaku Ekonomi Kreatif (Ekraf) Kota Batu Tamsil Ainnur Rizal. Pasar yang dibangun dengan sumber APBN senilai Rp 166 miliar itu masih terpusat dengan aktivitas perekonomian masyarakat lokal sekitar saja.
"Pasar Batu ini kan sudah dibangun dengan fasilitas sedemikian rupa. Namun pemberdayaannya yang masih kurang. Saya membayangkan Pasar Induk Batu tidak hanya sekadar tempat bertemunya penjual dan pembeli, tapi harus menjadi destinasi," ungkapnya saat dikonfirmasi, belum lama ini.
Menurut pria yang disapa Rizal itu, dengan modernisasi pasar, seharusnya orang datang ke pasar tidak melulu untuk belanja. Namun juga berkegiatan lain yang berhubungan dengan ekonomi kreatif dan wisata.
"Ada hal lain yang bisa dilakukan misalnya digandeng teman-teman dari pelaku ekraf pasar batu akan jauh menjadi bergeliat," jelasnya.
Menurutnya, dengan menjadikan pasar sebagai destinasi lokasi event ekraf, pasar dirasa akan lebih bergeliat. Pihaknya mengapresiasi yang belum lama ini dilakukan Pemkot Batu baru-baru ini dengan menggelar pameran fotografi dan event musik. Rizal berujar, hak tersebut perlu ditingkatkan dan ditambah dengan berbagai hak menarik lainnya yang berkelanjutan.
"Menjadikan pusat rekreasi salah satunya. Pemkot Batu mulai melakukan itu, dalam beberapa waktu terakhir. Butuh di push lagi, mungkin dengan pelibatan bantuan influencer," kata Rizal.
Baca Juga : Baturunner Sukses Kenalkan Eco-Sport Tourism Lewat Selecta Trail Run-8th Anniversary Baturunner
Ia menambahkan, pengembangan dan pemberdayaan lain yang bisa dilakukan yakni menjadikan sub sektor kuliner lebih beragam. Dengan keberadaan sajian kuliner di Malang Raya untuk bisa dinikmati lebih dekat di Kota Batu.
"Jadi yang di Pasar Batu bisa cari kuliner enak di Malang Raya. Misalnya untuk menikmati Rawon Rampal tidak harus ke Rampal. Dengan menata hal demikian dan menggandeng pelakunya maka bisa menjadi destinasi," kata Rizal.
"Kata kuncinya destinasi, ya. Jadi kalau destinasi apapun yang terjadi berbagai kebutuhan, orang bisa tertarik datang ke situ," imbuhnya.