JATIMTIMES - Tak Hanya Pemandian Dewi Sri, di Kolam Renang Pemandian Metro, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang juga menggunakan air yang langsung berasal dari sumber mata air. Alhasil, air kolam renang di Pemandian Metro aman untuk dikonsumsi.
Di sisi lain, tingginya kandungan mineral yang ada di Pemandian Metro juga dijadikan langganan para lansia untuk terapi. Hasilnya, hingga kini Pemandian Metro selalu ramai dikunjungi oleh para wisatawan.
Baca Juga : Rencana Relokasi, Pedagang Pasar Gadang: Ya yang Gangggu Lalulintas Dipindah
"Pasokan air untuk kolam renang di Metro inikan dari sumber mata air langsung, sehingga secara kemurniannya tidak perlu diragukan lagi," ungkap Kepala Unit Pemandian Metro Robby Rudyanto, saat ditemui JatimTIMES, Minggu (5/5/2024).
Saking melimpahnya pasokan airnya, Sumber Mata Air Metro selain dimanfaatkan untuk kolam renang juga dimanfaatkan oleh Perumda Tirta Kanjuruhan untuk memasok air kepada warga setempat.
"Air di Metro ini salah satunya juga diambil untuk PDAM, untuk kebutuhan air di beberapa desa. Diantaranya mulai dari sekitar Kelurahan Kepanjen, Dilem, sama Ngadilangkung," beber Robby.
Dalam sejarahnya, Sumber Mata Air Metro yang melimpah tersebut, telah dimanfaatkan untuk beragam kebutuhan sejak ratusan tahun silam. "Pemandian Metro inikan sebenarnya peninggalan Belanda. Tapi sebelum itu (ada Pemandian Metro), sumber ini sudah ada dan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk kebutuhan sehari-hari," ujarnya.
Baru kemudian, sekitar tahun 1970-an, Pemandian Metro yang semula dikabarkan sempat dikelola desa, akhirnya diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Malang. "Jadi sebelumnya kolam ini peninggalan Belanda, sisa bangunannya juga masih ada sampai saat ini," ujarnya.
Hingga kini sejumlah aset di Pemandian Metro terus dilestarikan meski telah berusia sekitar ratusan tahun. "Di atas, kafe itu ada bangunan yang memang khas, arsiteknya Belanda dan masih kita fungsikan. Bentuknya tidak kita rubah," imbuhnya.
Saking lamanya, sumber mata air yang dimanfaatkan untuk Kolam Renang Pemandian Metro tidak terdokumentasikan. Namun dari para tokoh, atau masyarakat setempat menyebutnya dengan istilah sesepuh. Sumber Mata Air Metro ditemukan sejak ratusan tahun silam.
"Belum ada yang bisa menentukan, kalau dari sesepuh sini itu sudah dari jaman dahulu. Jadi ada semacam pancuran, cuman tahunnya tidak paham," tuturnya.
Dari kabar yang berkembang di kalangan masyarakat, Sumber Mata Air Metro terhubung hingga ke Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. "Sumber ini kalau dalam sejarahnya ada aliran sungai bawah tanah yang tembus ke Sumber Air Wendit, itu ada satu aliran ke situ. Sehingga kemungkinan sudah ada sejak ratusan tahun," jelas Robby.
Berdasarkan penelusuran JatimTIMES, Sumber Mata Air Metro tersebut berada di kawasan semacam perbukitan. Di sana juga tumbuh rindang berbagai pepohonan. Jika dihitung, jaraknya sekitar 10 meter dari Pemandian Metro. Sumber Mata Air Metro yang berada di lokasi yang asri dan rindang serta sulit di jamah manusia itulah, yang membuat Sumber Mata Air Metro terjaga kemurniannya.
"Kadar mineralnya ini bagus untuk dikonsumsi, ketika diminum langsung rasanya itu sudah seperti air mineral yang ada di pasaran, seperti Aqua. Apalagi kalau ini dikelola untuk dijadikan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)," imbuhnya.
Air Kolam Renang Pemandian Metro yang aman untuk dikonsumsi langsung tanpa di masak tersebut, diakui Robby bukan hanya klaim semata. Sebab, pada kisaran tahun 2000-an salah satu perguruan tinggi ternama di Kota Malang sempat melakukan pengujian di Sumber Mata Air Metro.
"Dari UB (Universitas Brawijaya) dulu pernah (mengadakan pengujian), mungkin pada kisaran tahun 2000-an. Hasilnya Sumber Mata Air Metro kadar mineralnya tinggi," terang Robby.
Baca Juga : Kota Malang Punya Rumah Aman bagi Korban Kekerasan di 2 Lokasi
Kandungan dalam Sumber Mata Air yang aman bagi kesehatan tersebut juga telah dibuktikan oleh masyarakat setempat. Di mana, hingga kini warga yang langsung mengkonsumsi air dari Sumber Metro tidak pernah mengeluh sakit.
"Banyak orang-orang sekitar itu yang minum langsung dari pancoran sumbernya, mereka senang, segar, meski langsung dikonsumsi. Hingga kini tidak ada yang mengeluh sakit setelah minum dari Sumber Metro," ujarnya.
Sensasi segar dan terasa lebih sehat di badan itulah, yang hingga kini terus dipertahankan oleh pengelola Pemandian Metro. Bahkan, para komunitas lansia langganan berkunjung ke Kolam Renang Metro.
"Air kolam renang ini langsung dari sumber, tidak pakai kaporit. Bahkan banyak manula, lansia yang datang ke sini untuk terapi," ujarnya.
Terapi para lansia tersebut beraneka ragam. Mulai dari terapi pemulihan usai patah tulang hingga beragam terapi kesehatan bagi lansia.
"Biasanya mereka banyak terapi di kolam ini, entah hanya jalan-jalan di kolam atau untuk proses penyembuhan. Bahkan ada komunitasnya, lansia itu setiap dua kali dalam seminggu, mereka terapi ke sini. Mereka menyebutnya kegiatan water jogging belt," tuturnya.
Guna lebih menjamin kualitasnya, pihak pengelola Pemandian Metro juga rutin mengurasnya. Dalam seminggu dikuras dua kali. Di mana, pada Minggu (5/5/2024) JatimTIMES juga berkesempatan melihat langsung proses menguras atau pembersihan Kolam Renang Metro.
"Karena dari sumber langsung dan air inikan mengalir terus, jadi lebih baik sirkulasinya. Terlebih rutin kami kuras," imbuhnya.
Proses pembersihan kolam renang tersebut menjadi bukti kemurnian air di Kolam Renang Metro. Lantaran tanpa kaporit dan zat kimia berbahaya, kemudian berada di luar ruangan. Menjadikan proses alami tumbuhan lumut terjadi di Pemandian Metro. Sehingga pihak pengelola Pemandian Metro harus rutin membersihkan kolam untuk tetap mempertahankan kualitasnya.
"Karena air dari sumber terus mengalir, sehingga kalau di kolam luber akan langsung di buang ke Sungai Metro yang ada di sebelah pemandian. Alhasil, sirkulasi airnya terus berlangsung, menjadikan kualitas airnya tetap bagus," pungkas Robby.
Sekedar informasi, Pemandian Metro buka setiap hari. Yakni sejak pukul 07.00 WIB dan baru tutup loket pada pukul 15.00 WIB. Sedangkan Harga Tiket Masuk (HTM) Pemandian Metro hanya dibandrol Rp 8 ribu. Tarif tersebut berlaku bagi pengunjung yang berusia 5 tahun ke atas.