JATIMTIMES - Pemain naturalisasi pada tubuh Timnas Indonesia masih menjadi pro kontra dari berbagai kalangan. Nyatanya, pemain naturalisasi saat ini cukup membawa dampak positif pada prestasi sepak bola Indonesia.
Saat ini, pemain naturalisasi Indonesia didominasi pemain keturunan yang berasal dari negara Belanda. Ada pula yang berasal keturunan Inggris, Spanyol hingga Irlandia.
Baca Juga : Alun-alun Lumajang: Magnet Wisata Libur Lebaran di Bumi Arya Wiraraja
Sebut saja nama Justin Hubner, Ivar Jenner, Rafael Struick hingga Nathan Tjoe-A-On, keempat pemain itu saat ini membela Timnas Indonesia yang berjuang pada ajang Piala Asia U-23 Qatar. Keempat pemain tersebut semuanya memiliki darah keturunan Indonesia-Belanda.
Namun memang perjuangan PSSI dan Shin Tae-yong dalam mencari pemain keturunan sejatinya patut diacungi jempol. Sebab, sebenarnya banyak pemain keturunan yang saat ini membela tim-tim besar di Eropa.
Namun dari sejumlah nama pemain yang telah bergabung di Timnas Indonesia saat ini, ada pula pemain yang memang menolak untuk naturalisasi atau membela negara tanah kelahiran nenek moyangnya.
Alasannya pun beragam, mereka enggan berbakti untuk skuat Garuda karena lebih memilih untuk menunggu penilaian dari negara yang peringkatnya lebih tinggi dari Indonesia.
Namun tahukah kalian bagaimana nasib pemain yang menolak bergabung dengan Timnas Indonesia? JatimTIMES memiliki sejumlah nama pemain sepak bola yang menolak proyek naturalisasi. Saat ini, pemain-pemain ini justru tidak dipertimbangkan untuk masuk ke dalam skuat utama negara yang diinginkan.
1. Andri Syahputra
Pemain yang memiliki darah Lhokseumawe, Aceh ini sejak kecil sudah pindah ke Qatar untuk ikut orang tuanya yang bekerja pada negara di rumpun Arab tersebut. Kemudian Andri mulai menekuni bakat sepakbolanya di akademi sepak bola bernama Al-Gharafa.
Pada tahun 2017 yang lalu sang pemain mendapatkan tawaran untuk membela Timnas Indonesia U-17 asuhan Indra Sjafri. Sayangnya tawaran ini ditolak oleh Andri secara mentah-mentah. Alasannya pemain kelahiran tahun 1999 ini ingin fokus menimba ilmu di Qatar.
Pada akhirnya Andri memutuskan untuk membela Timnas Qatar di kelompok umur. Sayangnya karir Andri tidak begitu cemerlang saat memilih Timnas Qatar. Dirinya sempat dipinggirkan oleh pelatih Timnas Qatar U-19 kala itu.
Sang pemain saat itu tidak memenuhi kriteria pelatih untuk masuk kedalam skuad utama. Meskipun begitu dia sempat membela sebuah kelompok umur Timnas Qatar, mulai dari U-19, U-20 hingga U-23.
Namun karir sang pemain mulai meredup seiring berjalannya waktu. Di usianya yang sekarang 24 tahun pemain keturunan Indonesia ini tidak pernah mendapatkan satupun panggilan ke tim nasional Qatar senior.
Andri gagal menunjukkan performa yang gemilang di level klub. Andri hanya menjadi pemain pelapis saat membela klub kasta teratas Liga Qatar yakni Al-Gharafa FC. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk mencari tantangan baru.
Pemain bertinggi 168 cm ini mulai dipinjamkan ke Muaither SC untuk menambah menit mainnya. Saat itu banyak netizen yang menghujat berita kepindahannya. Salah satu warganet mengatakan kalau ini merupakan karma Andri yang sudah menolak panggilan Indonesia.
2. Pascal Struijk
Punya darah keturunan Indonesia dari kakek dan ayahnya, pada tahun 2020 Shin Tae-yong sempat memanggil untuk masuk kedalam proyek naturalisasi. Sayangnya tawaran tersebut tidak mendapatkan tanggapan yang positif dari sang pemain.
Dirinya lebih memprioritaskan Timnas Belanda sebagai negara yang dia bela. Pemain kelahiran Deurne, Belgia ini sangat optimistis bisa membela Oranje (julukan Timnas Belanda) di Piala Dunia 2022.
Keyakinan Struijk masuk Timnas Belanda saat itu dengan penampilan konsistennya bersama Leeds United. Sejak dipromosikan ke skuad senior pada 2020 dia selalu menjadi andalan di starting line up. Penampilan gemilang nya sempat membuat Luis Van Gaal kepincut.
Struijk masuk dalam squad sementara Oranje untuk Piala Dunia 2022. Sayangnya dia gagal setelah kalah saing dengan beberapa nama beken, mulai dari Virgil Van Dijk Nathan Ake hingga Stefan de Vrij. Bahkan, hingga kini nama Struijk belum pernah dipanggil di era baru Timnas Belanda.
3. Jordy Wehrmann
Jordy merupakan nama lain yang menolak tawaran untuk di naturalisasi, kepastian ini sempat diucapkan langsung oleh mantan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI yakni Hasani Abdulgani.
Hasani kala itu mengatakan kalau Wehrmann tidak ada ketertarikan sedikitpun untuk berseragam Merah Putih. Pemain kelahiran Den Haag ini masih berharap untuk bisa dipanggil Timnas Belanda, hal ini cukup masuk akal karena Wehrmann memiliki karir yang bagus di skuad Oranje kelompok umur.
Baca Juga : Ramaikan HUT Kota Malang, Sekda Erik Setyo Santoso Ikuti Lomba Bench Press
Sang gelandang mengkoleksi 30 pertandingan mulai dari U-16, U-17, U-19, hingga U-20. Sayang karirnya mulai berhenti saat Wehrmann mulai beranjak dewasa.
Pemain 25 tahun ini tidak punya karir yang mentereng di beberapa tahun terakhir, dirinya hanya membela klub-klub Eropa yang kurang tersohor. Mulai dari FC luzern, Dordrecht, ADO den Haag hingga saat ini membela klub kasta kedua HNK Vukovar 1991.
Jika melihat perkembangan Wehrmann sekarang, diprediksi akan sulit menembus skuad utama Timnas Belanda. Pasalnya, kini pasukan Oranje diisi oleh nama-nama yang mentereng sebut saja Tijjani Reijnders, hingga Giorgino Wijnaldum.
4. Jayden Oosterwolde
Pemain yang saat ini membela klub super league Turki, Fenerbahce punya karir yang mentereng di usianya yang masih muda. Pada musim ini dia merupakan pemain reguler dengan mengoleksi 40 laga.
Bakat hebatnya sempat tercium oleh pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong. Pada tahun 2023 dirinya masuk dalam daftar pemain yang akan di naturalisasi. Jayden di proyeksikan untuk proyek jangka panjang dari skuad Garuda.
Akan tetapi pemain yang berposisi sebagai bek kiri ini langsung menolak tawaran tersebut. Ia masih melihat peluang besar untuk membela Timnas Belanda diusianya yang masih muda.
Namun mimpi besar Jayden masih belum bisa terealisasi hingga saat ini, mantan pemain AC Parma ini tidak sedikit pun membuat pelatih Ronald Koeman terpukau. Padahal skuad Oranje saat ini sedang mengalami krisis pada posisi tersebut.
Mesti begitu sang pelatih lebih memilih mengandalkan Nathan Ake hingga Daley Blind yang sudah memasuki usia senjanya.
5. Mees Hilgers
Mess Hilgers baru-baru ini mencuri perhatian netizen Indonesia. Pemain 24 tahun ini tetap memberikan penolakan untuk Timnas Indonesia. Alasannya orang tua dari Hilgers tidak memberikan lampu hijau untuk sang pemain membela skuad Garuda. Mereka masih yakin kalau sang anak masih punya peluang besar untuk membela Belanda.
Namun hingga saat ini Hilgers tidak kembali dilirik oleh Timnas Belanda di jeda Internasional bulan Maret. Dirinya kalah bersaing dengan nama-nama mentereng di skuad Oranje. Meskipun begitu Hilgers tetap bersabar untuk menunggu panggilan dari Ronald Koeman.
Jika dilihat dari pengalaman skuad sang pemain untuk masuk kedalam skuad utama sangatlah berat. Pasalnya Belanda saat ini dihuni bek berkualitas dengan usia yang masih matang. Nama-nama yang dimaksud adalah Matthijs de Ligt, Nathan Ake, hingga Virgil Van Dijk.
Mungkin gara-gara hal itu Jay Idzes memilih keputusan yang berbeda dari Mees Hilgers. Idzes memutuskan untuk bergabung dengan Indonesia asuhan Shin Tae-yong. Selain itu Idzes juga yakin kalau skuad Garuda bisa menembus panggung Piala Dunia.
Seandainya saja Hilgers memilih Indonesia mungkin mimpi itu bisa saja terwujud. Sebab Indonesia akan punya pertahanan kokoh yang diisi keturunan-keturunan Eropa.
Jika saat itu Hilgers setuju di naturalisasi, saat ini lini belakang Timnas Indonesia akan semakin kuat. Sebelumnya, lini belakang Timnas Indonesia telah diperkuat pemain naturalisasi seperti Elkan Baggot, Justin Hubner, Sandy Walsh, Jordy Amat Shayne Pattynama hingga Nathan Tjoe-A-On.