JATIMTIMES - Kebutuhan komoditi cabai di Kota Malang masih harus mengandalkan kerjasama antar daerah. Hal itu lantaran meskipun ada dua kecamatan di Kota Malang yang menjadi kantong pertanian cabai, namun hasil panennya tak cukup memenuhi kebutuhan. Meski hasil panennya terbilang melimpah.
Dua kecamatan tersebut yakni Kecamatan Kedungkandang dan Kecamatan Lowokwaru. Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, tercatat ada seluas 40 hektare lahan di Kedungkandang yang ditanami cabai. Sementara Lowokwaru 36 hektare.
Baca Juga : Alun-Alun Kota Blitar Siap Bermetamorfosis, Sentuhan Baru Dianggarkan Rp 1,5 Miliar
Dua kantong pertanian cabai di Kota Malang itu tercatat dapat menghasilkan cabai hingga ribuan ton. Namun demikian menurut Kepala Dispangtan Kota Malang Slamet Husnan, meski hasil panen terus meningkat, Kota Malang tetaplah bukan daerah produksi cabai.
"Sehingga perlu ada support dukungan dari daerah lain. Bisa melalui kerjasama antar daerah, bisa langsung melalui mekanisme pasar yang berjalan," ujar Slamet, Jumat (22/3/2024).
Selain itu, proses panen yang berlangsung secara bertahap, ternyata juga turut tak dapat memenuhi permintaan kebutuhan harian di Kota Malang. Terlebih jumlahnya yang juga terus meningkat.
"Ya, karena kan panennya bertahap, sementara kebutuhan konsumsi cabai setiap hari terus ada," tambahnya.
Dirinya pun juga telah melakukan pemantauan terhadap hasil panen. Seperti yang dilakukan di lahan yang dikelola oleh Kelompok Tani (Poktan) Sido Makmur Kecamatan Kedungkandang.
Dari pemantauan tersebut, menurutnya telah menghasilkan panen cabai sejumlah 125 kilogram, dari 4 kali panen. Dalam konteks ini, Slamet juga menjelaskan adanya perbedaan masa panen di setiap lokasi dan Poktan di Kecamatan Kedungkandang.
Baca Juga : Pj Wali Kota Malang Minta ASN Sosialisasikan Program Kebijakan kepada MasyarakatÂ
"Salah satunya seperti di Poktan Sido Makmur Lesanpuro, yang baru melakukan panen ketiga pada tanggal 15 Maret lalu. Jadi ada perbedaan masa panen di tiap-tiap lokasi, di tiap-tiap poktan. Setiap masa tanam itu panen cabai bisa sampai 10-12 kali," jelas Slamet.
Namun di sisi lain, musim hujan yang terjadi saat ini, menurutnya memberikan dampak yang terbilang cukup positif untuk produksi cabai. Namun, beberapa tanaman diakuinya masih mengalami kendala, terutama kriting pucuk tunas daun akibat hujan malam.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Slamet menekankan pentingnya penggunaan pupuk organik cair dan insektisida. Tujuannya untuk menjaga kesehatan dan kesuburan tanaman cabai.