JATIMTIMES - Ngaji Aswaja kembali digelar Universitas Islam Malang (Unisma) melalui Lembaga Pengkajian Islam dan Keaswajaan (LPIK), Selasa (19/4/2024). Ngaji Aswaja kali ini mengusung tema 'Nalar dan Karakter Ahlu Sunnah wal Jama'ah an Nahdliyah dengan Perspektif Wahban az Zuhaili" dengan narasumber pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad KH Dr Marzuki Mustamar.
Ngaji Aswaja ini diikuti oleh para dosen dan karyawan baru Unisma. Momen ini untuk memberikan guiden dan memantapkan ideologi Aswaja civitas akademika Unisma.
Baca Juga : 4 Keistimewaan Amalkan Istighfar Saat Sahur hingga Jelang SubuhÂ
Rektor Unisma Prof Dr H Maskuri MSi.mengatakan, kajian nalar dan karakter Aswaja ini menjadi penting untuk dipahami, khususnya oleh dosen maupun para karyawan baru. Hal ini nantinya dapat menjadi guiden bagi civitas akademika Unisma.
"Kajian nalar dan karakter Aswaja dalam perspektif Wahbah az-Zuhaili ini, tanda kutip kajiannya nanti tidak harus difokuskan an Nahdliyah, namun perlu diberikan satu pencerahan bagi kita semuanya terkait dengan akidah dengan syariah dengan akhlak atau tasawufnya," jelas Masykuri.
Menurut Maskuri, Ngaji Aswaja yang digelar LPIK ini juga diintegrasikan dengan Perpus Literasi. Di sini, salah satu corner disebut dengan Wahbah Zuhaili. Nama ini diberikan oleh KH Dr Marzuki Mustamar.
Wahbah Az-Zuhaili sendiri merupakan salah satu sosok ulama fiqh abad ke-20 yang terkenal dari Syiria. Sosoknya merupakan cerdik cendikia (alim allamah) yang menguasai berbagai disiplin ilmu (mutafannin). Bahkan, pemikiran fikihnya telah banyak menyebar ke seluruh penjuru dunia lewat kitab fikihnya.
Maka, hal ini terkait erat dengan karakter yang dapat menjadi tauladan bagi para dosen maupun karyawan Unisma. "Dari sisi nalar dan karakternya, terkait dengan aqiqahnya, syariahnya, akhlaknya, tasawufnya," jelasnya.
Untuk diketahui, Ngaji Aswaja merupakan sebuah metode dalam proses memantapkan ideologi Aswaja civitas akademika Unisma yang digagas LPIK. Kegiatan ini dilakukan atas dasar tanggung jawab moral, sosial-keideologian dalam menjaga dan mengawal paham ahlussunnah wal jama'ah an-nahdliyah dari generasi ke generasi.
Paham aswaja an-nahdliyah yang berprinsip pada tawasuth, tawazun dan amar ma'ruf nahi mungkar harus menjadi dasar berperilaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Esensi aswaja, sebagaimana kata Kiai Sahal Mahfudz (1994) sebagai doktrin Islam wajib diaktualisasikan.
Baca Juga : Kuatkan Paham Aswaja, 37 Karyawan dan Dosen Baru Unisma Ikuti Ngaji Aswaja
Dalam berikhtiar mencapai kelestarian dan makna hidup itu, Islam Aswaja merupakan jalan hidup yang menyeluruh, menyangkut segala aspek kehidupan manusia sebagai makhluk individual maupun social dalam berbagai komunitas bermasyarakat dan berbangsa.
Aktualisasi Islam Aswaja berarti konsep pendekatan masalah-masalah sosial dan pemecahan legitimasinya secara Islami, yang pada gilirannya Islam Aswaja menjadi sebuah komponen yang membentuk dan mengisi kehidupan masyarakat, bukan malah menjadi faktor tandingan yang disintegratif terhadap kehidupan.
Mengingat, urgensi memahami eksistensi dan perkembangan pemikiran keagamaan, khususnya masalah keaswajaan, maka sangat penting sekali untuk dilakukan Ngaji Aswaja di kalangan civitas akademika Unisma.
Hal ini tentunya dalam rangka menjaga, merawat dan membendung serangan faham-faham ekstrimisme yang banyak bermunculan di kalangan masyarakat akhir-akhir ini.