JATIMTIMES - Sejumlah akun di Instragram geruduk akun resmi @pertaminapatraniaga.jatimbalinus terkait kelangkaan sampai meningkatnya harga tabung elpiji ukuran 3 kilogram (elpiji melon). Tak hanya akun milik Pertamina, netizen juga mengkritisi peran dinas terkait mengenai pengawasan selama pendistribusian serta harga eceran atas barang substitusi pemerintah tersebut.
Adapun yang menjadi perbincangan netizen kalangan ibu rumah tangga hingga remaja (anak) yakni adanya postingan dari Instragram info-Tuban yang copy paste hasil produk jurnalis di Tuban yang memposting di laman IG dengan capture "LPG mahal dan langka kepala Diskopumdag : gara-gara cuaca Buruk," yang diiring dengan lagu Antara Benci dan Rindu dilantunkan penyanyi Ratih Purwasih.
Baca Juga : Baru 5 Bulan, Tersangka Repacking Beras di Malang Raup Untung Rp 45 Juta
Selain itu, postingan ini menuliskan “LPG 3 kilo neng omahmu langka + larang pora, Lur ??”.
Selang beberapa jam muncul tulisan dari akun @patra niaga.jatimbalinus dengan maksud memberikan jawaban terkait kondisi di lapangan saat ini. Akun Pertamina menyampaikan:
- Kondisi yang dikeluhkan hanya terjadi di Kecamatan Jatirogo saja. Sementara di kecamatan lain stok LPG dalam posisi aman.
- Harga tinggi di toko/pengecer diduga dimanfaatkan oleh pengecer untuk menaikkan harga dalam ranah pengawasan Disperindag /di luar Pertamina.
Akun Pertamina.jatimbalinus juga menuliskan imbauan kepada masyarakat untuk membeli LPG di pangkalan resmi Pertamina yang menjual sesuai HET Jatim Rp 16 ribu.
Sontak beberapa netizen langsung merujak @patraniaga.jatimbalinus atas beberapa poin yang disampaikan lewat tulisan panjang tersebut. Akun IG _rdho7 membalas @patraniaga.jatimbalinus "barusan saya tanya orang tua, gas disini malah dijual Rp 22ribu," tulisnya.
Sementara akun lain IG vitacha_c @patraniaga.jatimbalinus jangan lupa Bangilan juga di cross check di sini sudah 25k. itupun Gas Elpiji susah didapat," tulisnya.
Bahkan, juga ada netizen kritis seperti IG umiikwati “@patraniaga.jatimbalinus HET 16 ribu.Tapi fakta di lapangan harga Rp 20 ribu. Itu gimana ?”
Sayangnya, Mendapatkan rujakan dari netizen itu, sampai hari Senin (18/03) malam akun Ig @patraniga.jatimbalinus tidak merespon lagi atas kritikan dari netizen Tuban.
Dari pantauan Jatim TIMES di laman IG Info_Tuban, sejumlah netizen juga mengkritisi keberadaan dinas terkait dalam hal pengawasan pendistribusian LPG serta mekanisme pengawasan harga di tingkat agen-pangkalan, pengecer, pembeli.
Seperti akun @eliyass-02 yang menyorot Diskopumdag Kabupaten Tuban. " Jadi saya kira, kalau kita dengan gampang menyalahkan angin, hujan dan sebagainya ya mungkin tidak perlu ada pemerintahan kalau begitu," tulisnya.
Lain halnya dengan akun @andioke1999 menuliskan "beras mahal, telur mahal, LPG Langka, Cabai Naik semua salah cuaca terus kerjaan pejabat ngapain," tulisnya.
Masih dalam cuitan netizen IG, juga muncul keluhan akun @khus_nul46 "di Singgahan 25ribu,".
Saat awak media mencoba mengkonfirmasi di sejumlah pedagang eceran atau toko di Senori dikatakan oleh AI (38) bahwa, stok LPG di agen/pangkalan seperti ada yang dibatasi. Pasalnya, biasanya tokonya mendapatkan kiriman 38 tabung. Namun semenjak masuk Ramadan kiriman LPG 3 kilogram berkurang.
"Biasanya dapat 38 tabung tapi sejak masuk ramadan cuma mendapat kiriman 10-16 tabung," kata dia.
Itupun menurutnya,sudah beda harga serta stoknya dan tidak dikirim agen-agen. Akibatnya, tambahnya, terjadi lonjakan harga yang diakui pengecer/toko tersebut.
"Hukum ekonomi kalau barang langka permintaan pasar tetap. Otomatis harga akan merangkak naik. Ibaratnya berebutan siapa cepat dia dapat barang LGP tersebut," tutupnya.