JATIMTIMES - Viral di media sosial X sejumlah emak-emak membentangkan spanduk penolakan perusahaan Kelapa Sawit ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke sebuah pasar tradisional di Labuhan Batu, Sumatera Utara.
Saat itu Jokowi akan membagi-bagikan kaus. Namun, suasana berubah panas menyusul seorang laki-laki yang diduga preman merampas spanduk dan melumpuhkan ibu-ibu tersebut ketika berteriak memanggil nama Jokowi.
Baca Juga : Update Kondisi Lansia di Malang setelah Viral Ditabrak Pelaku Balap Liar
"Kegigihan emak-emak, warga Pulo Padang, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu, memperjuangkan lingkungannya dari aktivitas panrik kelapa sawit yang tiba-tiba hadir di tengah pemukiman masyarakat," tulis caption video yang dibagikan akun Twitter, @sutanmangara, Minggu (17/3/2024).
Dalam video tersebut, terlihat Jokowi yang menyapa emak-emak yang berbaris di hadapannya. Lalu, kamera mengarah pada seorang emak-emak berbaju biru berdiri dengan membentangkan sebuah spanduk.
Dalam spanduk tersebut bertuliskan “KAMI MAU SEHAT TIDAK DI CEMARI PT PPSP”.
Tak berselang lama, terlihat seorang pria bertubuh kekar meringkus emak-emak tersebut dan berusaha mengambil spanduk yang ia pegang. Tak hanya itu. Pria tersebut juga terlihat melumpuhkan emak-emak tersebut.
"Hei, dirampas, dirampas ini ya!. Ini kami videokan," kata wanita lainnya.
Cekcok pun terjadi antara kelompok emak-emak dan oknum pria yang diduga preman tersebut. Sadar, wajahnya tertangkap kamera, pria tersebut langsung berbalik badan dan berlari keluar kerumunan.
Bukan tanpa alasan para warga menolak pabrik sawit. Pasalnya, aktivitas perusahaan kelapa sawit yang bernama PT Pulo Padang Sawit Permai (PPSP) di Sumatera Utara ini mengganggu kehidupan banyak warga.
Video itu pun menuai beragam komentar warganet. Tak sedikit yang menilai Jokowi kurang responsif terhadap kejadian tersebut. Ada pula warganet yang membela pasukan emak-emak tersebut untuk terus menyuarakan perlawanan.
Baca Juga : Usai Jembatan Ambrol, Jasa Yasa Tutup Sementara Akses ke Pura untuk Perbaikan Jembatan
“Ngapain lu (Jokowi) dateng ke pelosok, tapi suara rakyat dibungkam," ucap akun @fauzi***.
“Buat apa dateng ke tengah masyarakat namun tidak mau mendengarkan apa yang menjadi keluh kesah masyarakat?” sambung @draw***.
Diketahui, penolakan terhadap keberadaan PT PPSP sendiri telah dilakukan berkali-kali dan bahkan sejak tahun 2017 lalu. Penolakan tersebut dilakukan masyarakat karena keberadaan pabrik yang berada di wilayah pemukiman dan berbatasan langsung dengan sarana pendidikan dan ibadah.
Masyarakat menilai keberadaan pabrik akan berdampak negatif dalam jangka panjang terhadap kesehatan dan kenyamanan masyarakat terutama yang berada di sekitar pabrik.
Bahkan, kasus ini sudah menjadi sengketa dengan masyarakat Kelurahan Pulo Padang, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu. Masyarakat pun sudah melakukan gugatan perkara pada tahun 2022 dengan nomor perkara 68/Pdt.G/2022/PN Rap.
Dengan terdaftarnya gugatan ini, maka persoalan pabrik telah resmi sebagai sengketa hukum antara masyarakat Pulo Padang yang menolak pabrik dengan PT Pulo Padang Sawit Permai (PT PPSP).