free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Profil

Sosok Paul Alexander, Pria yang Hidup dalam Paru-Paru Besi Meninggal Dunia 

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : A Yahya

14 - Mar - 2024, 22:49

Placeholder
Paul Alexander, seorang pria Texas Utara yang hampir sepanjang hidupnya hidup dalam paru-paru besi. (Tiktok pribadi Paul Alexander)

JATIMTIMES - Paul Alexander, seorang pria Texas Utara yang hampir sepanjang hidupnya hidup dalam paru-paru besi, telah meninggal dunia. Kabarnya Paul meninggal pada 11 Maret 2024, di usia 78 tahun.

Hingga Kamis (14/3) sore, kata kunci "Paul Alexander polio" trending dalam penelusuran Google. Banyak warganet yang mencaritahu sosok Alexander. 

Baca Juga : Tim Dokter Identifikasi Tengkorak, Kasat Reskrim Malang Kota: Masih Cari Ciri-Ciri Khusus

Lantas siapa sosok Paul Alexander? Melansir USA Today, Kamis (14/3), Paul Alexander adalah penduduk asli Dallas yang dikenal sebagai "pria dalam paru-paru besi" atau "Paul polio". Namun bagi adik laki-lakinya, Philip, Paul adalah panutan. “Dia ingin mengubah dunia,” kata Philip Alexander.  

"Dia ingin membantu orang-orang. Dia tidak akan meninggalkan [dunia ini] sampai, dalam pikirannya, dia melakukan sesuatu yang besar," imbuh Philip. 

Paul Alexander didiagnosis menderita polio pada tahun 1952, di usia 6 tahun. Penyakit ini melumpuhkan badannya, mulai dari leher ke bawah dan tidak bisa bernapas sendiri. Dokter memasukkan Paul Alexander ke dalam paru-paru besi, alat bantu pernapasan mekanis yang mengontrol tekanan udara di sekitar tubuhnya untuk membantu paru-parunya mengembang.

Keluarga dan teman memastikan Paul Alexander tetap bernapas ketika mesinnya kehilangan daya. Dukungan kepada Paul Alexander terus diberikan, yakni dengan terus memberikan semangat dengan pandangan positif terhadap kehidupan. "Hidup adalah hal yang luar biasa," ungkap Philip yang selalu disampaikan kepada Alexander. 

"Dia adalah orang dengan atau tanpa cacat. Dia menyukai segala hal yang kita semua miliki, dia hanya harus melakukannya sedikit berbeda dengan sedikit bantuan," imbuhnya. 

Philip Alexander mengatakan kehidupan saudaranya adalah tentang adaptasi. Paul Alexander belajar menulis, mengetik, dan melukis hanya dengan menggunakan mulut dan tongkat. Ia juga tidak membiarkan kecacatannya memperlambat akademisnya.

Paul Alexander lulus dengan gelar ekonomi dari Southern Methodist University, memperoleh gelar sarjana hukum dari University of Texas, lulus ujian pengacara, berpraktik hukum di Dallas, menjadi advokat untuk penelitian polio, dan menulis buku.

Pada bulan Maret 2024, Guinness World Records menyatakan Paul Alexander sebagai pasien paru-paru besi yang hidup paling lama dalam sejarah.

"Jika [dia] tidak memiliki orangtua yang kuat dan positif, dia tidak akan pernah berhasil. Jika [dia] tidak memiliki keluarga dan kerabat dekat selama ini, dia tidak akan pernah berhasil," kata Philip Alexander. 

Paul Alexander bahkan mengunggah ke media sosial, di mana dia membagikan video yang tak terhitung jumlahnya dengan pesan harapan dan kegembiraan, mengumpulkan ribuan pengikut di seluruh dunia.

Postingan di media sosial terkadang juga mengungkap kesulitan yang tak henti-hentinya. "Saya suka matahari, tapi sudah lama saya tidak merasakannya. Sepi sekali," kata Paul Alexander dalam video TikTok.

Baca Juga : Salat Tarawih Kilat 10 Menit di Pondok Pesantren Mambaul Hikam Blitar, Tradisi Berabad-abad yang Tetap Dilestarikan

Namun pesan-pesan inspiratifnya meninggalkan dampak jangka panjang di dunia luar. Seperti kata-kata "bertahanlah karena keadaan akan menjadi lebih baik."

GoFundMe dibuat setelah Paul Alexander sempat dimanfaatkan oleh pengasuh sebelumnya. GoFundMe digunakan untuk pemeliharaan Paru-Paru Besi, perumahan dan layanan kesehatan untuk Paul. "Saya sangat [berterima kasih] kepada semua orang yang menyumbang untuk penggalangan dana saudara laki-laki saya," kata Philip.  

"Ini memungkinkan dia untuk menjalani beberapa tahun terakhirnya tanpa stres. Ini juga akan membiayai pemakamannya selama masa sulit ini. Sungguh luar biasa membaca semua komentar dan mengetahui bahwa begitu banyak orang terinspirasi oleh Paul. Saya sangat senang dan bersyukur," imbuhnya. 

Beberapa minggu yang lalu, manajer media sosialnya memposting video yang mengatakan dia dilarikan ke ruang gawat darurat dan dirawat di rumah sakit setelah tertular COVID-19. Dia kemudian keluar dari rumah sakit.

Paul Alexander tahu virus ini kemungkinan besar akan berakibat fatal jika dia tertular. Penyakit inilah yang akhirnya merenggut nyawanya. Tapi sebelumnya dia mengklaim kehidupannya telah dijalaninya dengan baik.

"Malam sebelum dia meninggal, dia membuka matanya dan menatapku dan berkata, 'ini sempurna'," kata Philip Alexander.

Paru-paru besi membantu Paul Alexander hidup lebih lama dari siapa pun, menurut Guinness Book of World Records. “Bahkan pada akhirnya, saya tidak berpikir dia benar-benar menyadari dampak apa yang dia miliki,” tambah Philip dengan berlinang air mata. 

“Dia ingin orang-orang mengingat bahwa siapapun kamu dapat melewati perjuangan apa pun dan itu semua [tentang] bagaimana kalian memperlakukan satu sama lain. Itulah tujuan hidupnya," imbuh Philip. 

Keluarga Alexander mengatakan, upacara pemakaman Paul akan digelar di Dallas Rabu depan, 20 Maret 2024. 


Topik

Profil paul alexander google trending google manusia paru-paru besi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

A Yahya