free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba Serbi

Sejarah PMII, Organisasi Mahasiswa yang Lahir dari Rahim IPNU dan Eksis Sampai Saat Ini

Penulis : Tubagus Achmad - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

14 - Mar - 2024, 05:17

Placeholder
Logo Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). (Foto: Dok. Istimewa)

JATIMTIMES - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu dari sekian banyak organisasi mahasiswa yang masih terus eksis di jalan pergerakan hingga sampai saat ini. 

Dirangkum dari berbagai sumber, PMII lahir dari keinginan yang sangat kuat para mahasiswa nahdliyyin untuk membentuk sebuah organisasi mahasiswa yang memiliki ideologi Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja). 

Baca Juga : Pemprov Jatim Dorong Implementasi Penggunaan Tanda Tangan dan Segel Elektronik

Hal itu dibuktikan dengan berdirinya beberapa organisasi mahasiswa nahdliyyin yang lingkupnya masih lokal. Di antaranya Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama (IMANU) di Jakarta tahun 1955, Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) di Surakarta tahun 1955, Persatuan Mahasiswa Nahdlatul Ulama (PMNU) di Bandung, hingga Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) di Semarang tahun 1954. 

Cikal bakal berdirinya PMII yakni pada saat Kongres ke-3 IPNU pada tanggal 27-31 Desember 1958. Di mana dalam kongres tersebut diputuskan membentuk departemen perguruan tinggi untuk mewadahi para anggota IPNU yang berstatus mahasiswa. 

Lalu seiring berjalannya waktu dan lika-liku perjuangan, konferensi besar IPNU digelar pada tanggal 14-16 Maret 1960 di Kaliurang, Yogyakarta. Dalam konferensi besar tersebut, diputuskan dibentuk suatu organisasi mahasiswa NU yang terpisah secara struktural dari IPNU. 

Hadirnya organisasi mahasiswa NU ini juga ditujukan untuk memperkuat Partai Nahdlatul Ulama. Di mana segala gerakan dan aktivitasnya selalu diorientasikan untuk menunjang gerak dan langkah Partai NU. 

Selain itu, dalam konferensi besar yang dugelar di Kaliurang, Yogyakarta tersebut juga ditetapkan 13 orang sponsor pendiri organisasi mahasiswa NU, di antaranya Cholid Mawardi (Jakarta), Said Budairy (Jakarta), M. Sobich Ubaid (Jakarta), M. Makmun Syukri (Bandung), Hilman (Bandung), H. Ismail Makky (Yogyakarta), Moenshif Nachrawi (Yogyakarta), Nuril Huda Suady (Surakarta), Laily Mansur (Surakarta), Abdul Wahab Jailani (Semarang), Hisbullah Huda (Surabaya), M. Cholid Narbuko (Malang), dan Ahmad Husain (Makassar). 

Selanjutnya, 13 sponsor pendiri organisasi mahasiswa NU ini melakukan musyawarah di Gedung Madrasah Muallimin Nahdlatul Ulama (Gedung Yayasan Khadijah) Wonokromo Surabaya pada tanggal 14-16 April 1960. 

Lalu dalam musyawarah tersebut ditetapkan nama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sebagai nama organisasi mahasiswa NU dan penetapan peraturan dasar PMII. Selanjutnya pada tanggal 21 Syawal 1379 Hijriah atau yang bertepatan pada tanggal 17 April 1960, hasil musyawarah 13 pendiri tersebut diumumkan di Balai Pemuda Surabaya. Hingga saat ini, tanggal 17 April diperingati sebagai hari lahir PMII. 

Setelah resmi berdiri, jajaran pendiri atau sponsor pendirian organisasi PMII menunjuk Mahbub Djunaidi sebagai Ketua Umum pertama PMII. Di mana Mahbub merupakan kader NU, yang juga menjabat sebagai Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). 

Baca Juga : Pendaftaran Mudik Gratis Pegadaian Dibuka, Berikut Ini Syarat dan Caranya 

Dilansir dari deras.id, salah satu pendiri PMII yakni KH. Moenshif Nachrawi membeberkan empat alasan dipilihnya Mahbub Djunaidi sebagai Ketua Umum pertama PMII. Yakni karena nasab, karakter atau kepribadiannya, pengalaman sebagai jurnalis, serta sosok organisatoris berpengalaman. 

Terkait dengan nasab, sosok Mahbub Djunaidi merupakan anak pertama dari KH. Moehammad Djoenaidi. Di mana sosok Kiai Djoenaidi merupakan tokoh NU yang memiliki kontribusi nyata bagi perkembangan NU maupun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

Kemudian terkait dengan karakter atau kepribadiannya. Mahbub dikenal sebagai sosok pemuda yang kharismatik dan memiliki wawasan luas. Selain itu, Mahbub juga pandai bergaul dan mengelola komunikasi dengan siapapun. Mulai dari tukang becak sampai menteri. 

Selanjutnya, terkait dengan pengalaman Mahbub sebagai jurnalis dan pemimpin redaksi Harian Koran Duta Masyarakat. Melalui kiprahnya ini, Mahbub hingga dikenal dengan sebutan Sahabat Pena. Mahbub juga pernah menjabat sebagai Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). 

Terahir, terkait dengan kiprahnya di berbagai organisasi. Di usia 19 tahun, Mahbub sudah menjadi Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia (IPPI) dan anggota dari IPNU. Kemudian beranjak menjadi mahasiswa, Mahbub juga sempat menjadi bagian dari Pengurus Besar HMI. Kiai Moenshif menyebut, bergabungnya Mahbub di HMI ibarat seperti ngekos. Pasalnya, pada awal-awal Mahbub berkuliah, organisasi mahasiswa Islam yang yakni HMI. Jadi, meskipun dari latar belakang NU, Muhammadiyah atau yang lainnya, pasti masuknya ke HMI. 

Untuk diketahui, sejak berdiri pada tanggal 17 April 1960, PMII telah melahirkan kader-kader berbakat dan memiliki talenta luar biasa. Di antaranya Muhammad Zamroni, Ahmad Bagja, Suryadharma Ali, Ali Maschan Moesa, Abdul Muhaimin Iskandar, Abdul Halim Iskandar, Khofifah Indar Parawansa, Nusron Wahid, Imam Nahrawi, Aminuddin Ma'ruf, Anwar Sadad, Badrut Tamam, Effendy Choirie, Hasanuddin Wahid, Ida Fauziyah, Jazilul Fawaid dan masih banyak lagi.
 


Topik

Serba Serbi PMII sejarah PMII



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Tubagus Achmad

Editor

Sri Kurnia Mahiruni