JATIMTIMES - Guna menekan harga beras di pasaran pemerintah Kabupaten Situbondo melalui Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) setempat, mengadakan Operasi Pasar (OP) beras murah. Pelaksanaan OP yang didasari keluhan masyarakat terkait harga beras ini, membuat Diskoperindag menyurati Bulog untuk mengirimkan beras murah dalam OP tersebut. OP beras murah dilaksanakan di 34 desa di 17 kecamatan, dimana setiap kecamatan terdapat dua desa yang dijadikan lokasi OP.
Kepala Diskoperindag kabupaten Situbondo, Edi Wiyono mengatakan pelaksanaan OP sudah di mulai sejak 26 Februari 2024 lalu hingga 8 Maret 2024 mendatang atau sebelum bulan puasa Ramadhan 1445 H, tujuannya sebagai upaya pemerintah Kabupaten Situbondo untuk mengurangi beban masyarakat karena tingginya harga beras.
Baca Juga : Dinas PU Bina Marga Kabupaten Malang Perlebar Jalan Rejekwesi Paska Longsor
"Ini merupakan bukti pemerintah Kabupaten Situbondo tidak tinggal diam melihat dan mendengar keluhan masyarakatnya terkiat harga beras, oleh karena itu kami Diskoperindag menyurati Bulog mengajak untuk mengadakan operasi pasar beras murah di kabupaten Situbondo, dan Alhamdulillah terlaksana," ujar Edi saat diwawancarai JATIMTIMES di Stand OP tambahan Pendopo Situbondo, Sabtu (2/3/2024).
Edi menambahkan, setiap OP disediakan 5 Ton beras di setiap titik, dengan harga Rp. 10.300,- per kilogram, artinya setiap sak seberat 5 kilogram beras seharga Rp. 51.500,-. "Setiap orang menunjukkan KTP dan bisa membeli maksimal 2 sak beras atau 10 Kilogram beras," Imbuhnya.
Selain OP yang dijadwalkan di 17 kecamatan tersebut, Edi mengungkapkan juga ada stand OP tambahan seperti di pendopo kabupaten Situbondo dengan jumlah beras yang disediakan sebanyak 10 Ton. "Yang di pendopo kali ini, itu OP ekstra karena banyak warga yang tidak mendapatkan saat mengantrE di desa dan kecamatan oleh karena itu biar adil dan merata kami adakan ekstra OP," ungkapnya.
Edi berharap tidak ada oknum yang memanfaatkan Operasi Pasar beras murah ini dengan menjual kembali beras yang telah didapat. "Jangan sampai beras yang didapat dari OP ini dioplos lalu dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi, jika ketahuan akan kami tindak tegas penjualnya," tegas Edi.
Baca Juga : Awas Badal Haji Abal-abal, Ini Imbauan Kemenag Kabupaten Blitar
Kenaikan harga beras dipasaran, menurut Edi dikarenakan banyak daerah yang belum panen atau gagal panen disebabkan cuaca ekstrem. "Bisa dipantau daerah yang sudah panen di tapal kuda hanya di kabupaten Situbondo saja, sedangkan yang lain belum, itu kenapa banyak luar daerah yang ngambil di kabupaten Situbondo," pungkasnya.