JATIMTIMES - Ada 314 kasus demam berdarah (DBD) di Kabupaten Malang dalam rentang waktu Januari dan Februari 2024. Angka kasus tersebut menunjukkan tren peningkatan dibandingkan tahun lalu, yakni 277 temuan, dengan periode yang sama. Satu pasien tercatat meninggal dunia karena DBD dengan dipengaruhi penyakit bawaan atau komorbid.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Wijanto Widjoyo mengatakan, kasus kematian akibat DBD ditemukan di Kecamatan Kasembon.
Baca Juga : Angka Pernikahan Anak di Kabupaten Malang Terus Turun tapi Masih Tinggi
"Pasien meninggal itu sudah berusia lanjut dari Kasembon. Dia ada komorbid jantung, dan meninggalnya di bulan Februari," ujar Wijanto, Rabu (28/2/2024).
Jika dirinci, ada 184 kasus di bulan Januari. Sedangkan di bulan Februari ada 140 kasus. Wijanto mengatakan, Januari hingga Maret memang menjadi masa kembang biak nyamuk Aedes Aegypti. Apalagi dengan musim pancaroba.
Untuk menekan angka kasus DBD semakin meningkat, fasilitas pelayanan kesehatan diminta segera melapor ketika didapati gejala kasus ke Dinkes untuk segera dilakukan penanganan.
Setelah dilaporkan, Dinkes meneruskan ke puskesmas setempat untuk menindaklanjuti dengan penyelidikan epidemiologi (PE). PE bertujuan untuk mengetahui potensi penularan dan penyebaran DBD lebih lanjut. Serta untuk merumuskan tindakan penanggulangan yang perlu dilakukan di wilayah sekitar tempat tinggal penderita.
Tahapan pelaksanaan PE di antaranya melakukan wawancara dengan keluarga penderita untuk mengetahui ada tidaknya infeksi dengue. "Jika ditemukan penderita dengan demam tanpa sebab dilakukan pemeriksaan untuk mencari adanya kemungkinan suspek aedes," katanya.
Dilanjutkan dengan pemeriksaan jentik di tempat penampungan air (TPA) maupun tempat yang berpotensi menjadi perkembangbiakan nyamuk Aedes. Jika hasil PE dinyatakan positif ada kasus terinfeksi baik satu maupun lebih dari tiga, dan juga ditemukan jentik nyamuk Aedes di lingkungan yang dimaksud, harus ada fokus penanggulangan.
Baca Juga : Pamit Mengejar Burung, Warga Malang Ditemukan Gantung Diri
"Penanggulangan yang dapat dilakukan yakni pemberantasan sarang nyamuk (PSN), baik dengan abatisasi maupun fogging. Fogging dilakukan secara selektif berdasarkan dengan hasil PE positif yang telah diselidiki oleh puskesmas, sesuai dengan ketentuan penanggulangan DBD," imbuhnya.
Kendati begitu, Wijanto menyatakan bahwa fogging tidak efektif untuk memberantas nyamuk Aedes yang masih jentik. Sebab, fogging hanya membunuh nyamuk dewasa.
Ia mengimbau masyarakat untuk melakukan gerakan PSN secara bersama sama. Sebab, hanya itu cara membasmi perkembangbiakan nyamuk demam berdarah. "Karena pada saat jentik menetas, ia akan berkembang biak menjadi nyamuk dewasa," terangnya.