JATIMTIMES - Gunung Semeru kembali mengalami erupsi dengan mengeluarkan abu vulkanik setinggi 600 meter di atas puncak pada Rabu (21/2/2024) sekitar pukul 22.19 WIB.
Berdasarkan laporan dari Pos Pengamatan Gunung Api Semeru, Kabupaten Lumajang, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat laut. Tercatat pada seismograf dengan amplitudo maksimum 21 milimeter dan durasi 127 detik.
Baca Juga : Mengenal Siklon Tropis dan Proses Terbentuk hingga Dampaknya
Merespons Gunung Semeru yang dalam beberapa bulan terakhir kerap kali mengalami erupsi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang berencana menyusun rencana kontinjensi.
Dilansir dari situs bnpb.go.id , rencana kontinjensi merupakan proses identifikasi dan penyusunan rencana ke depan yang didasarkan pada keadaan yang kemungkinan besar akan terjadi, namun belum tentu juga terjadi.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan menyampaikan, penyusunan rencana kontinjensi akan disusun secara terukur untuk menghadapi dampak yang akan timbuk ketika Gunung Semeru kembali erupsi.
Keputusan penyusunan rencana kontinjensi diambil setelah melihat perkembangan aktivitas Gunung Semeru melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dalam beberapa waktu terakhir. "Yang pasti kami sudah menyusun rencana kontinjensi terkait erupsi Gunung Semeru dan melibatkan semua desa di wilayah yang berpotensi terhadap erupsi tersebut," ujar Sadono.
Pihaknya menjelaskan, erupsi Gunung Semeru menyebabkan kemunculan bukaan kawah vulkanik yang mengarah ke wilayah Kabupaten Lumajang. Di mana bukaan kawah ini merupakan area di permukaan Gunung Semeru yang menjadi titik pusat keluarnya material vulkanik.
Sadono mengatakan, untuk di Kabupaten Malang hingga saat ini masih belum mengalami dampak yang signifikan. Tetapi langkah-langkah antisipasi harus tetap dilakukan untuk mencegah terjadinya penyebaran material abu vulkanik Gunung Semeru dengan tingkat kepekatan abu yang bervariasi. "Sejak erupsi awal Gunung Semeru sampai saat ini, belum ada dampak signifikan ke arah Kabupaten Malang," ujar Sadono.
Selain melakukan penyusunan rencana kontinjensi, BPBD Kabupaten Malang bersama PVMBG akan melakukan pemasangan Closed Circuit Television (CCTV) di beberapa titik perbatasan Kabupaten Malang untuk memantau aktivitas Gunung Semeru. "Dalam waktu dekat, kami dengan PVMBG akan memasang beberapa titik CCTV untuk memantau aktivitas Gunung Semeru," tutur Sadono.
Sadono menyampaikan, untuk pemasangan CCTV di beberapa titik perbatasan Kabupaten Malang ini masih dalam tahap perencanaan bersama PVMBG. Sehingga, untuk titik-titik pemasangan CCTV, Sadono belum dapat merincikan. "PVMBG sendiri sebetulnya sudah ada pos pantau di wilayah Kabupaten Malang, tepatnya di Desa Argoyuwono, Kecamatan Ampelgading," ungkap Sadono.
Baca Juga : Pengertian Puting Beliung, Penyebab, dan Dampaknya
Lebih lanjut, pihaknya mengimbau agar masyarakat di sekitaran Gunung Semeru dapat waspada dan tetap memerhatikan imbauan dari PVMBG maupun BPBD Kabupaten Malang terkait kondisi Gunung Semeru yang beberapa waktu terakhir mengalami erupsi. "Yang berada di daerah daerah aliran sungai, diimbau untuk tetap waspada terhadap kenaikan air yang datang secara tiba-tiba, dengan membangun jejaring komunikasi dengan wilayah hulu sungai," pungkas Sadono.