JATIMTIMES - Aplilasi Sirekap yang dikembangkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjadi perbincangan di media sosial. Banyak netizen membagikan video dugaan kecurangan yang terjadi karena kesalahan sistem rekapitulasi suara yang direkam oleh aplikasi tersebut.
Berdasarkan video yang beredar di X, terjadi banyak kesalahan atau eror pada proses memasukkan data (entry data) melalui aplikasi Sirekap Pemilu 2024. Hasil penghitungan di TPS secara fisik angkanya berubah drastis setelah dipindai (scan) ke dalam aplikasi Sirekap Pemilu 2024.
Baca Juga : Hasil Hitung Suara Masuk 93 Persen, Prabowo-Gibran di Kota Batu Merajai
Bahkan, setelah hampir seminggu pemungutan suara berlangsung, aplikasi tersebut tetap mengalami kesalahan sistem.
Akibat dari hal itu, tagar GantungMatiKetuaKPU trending X per 15.17 Selasa, (20/2/2024). Salah satu pemilik akun X @SriK4nadiMuslim2 membagikan kesalahan sistem yang terus terjadi di Sirekap.
Dalam unggahannya, dijelaskan jika saat memasukkan data ke Sirekap suara dari kedua paslon 01&03 langsung 0. Sedangkan suara paslon 02 langsung melambung tinggi.
“Sumatera Selatan, Kota Palembang, Kecamatan Sematang Borang, Desa Karyamulya, TPS 013:
C1:
Anies: 126.
Prabowo: 100.
Ganjar : 16.
Sirekap:
Anies: 0.
Prabowo: 400.
Ganjar: 0.
Gantung mati ketua KPU curang!,” tulis keterangan video.
Sementara warganet yang lainnya menuding kesalahan sistem di Sirekap itu merupakan bagian dari kecurangan Ketua KPU, Hasyim Asy’ari untuk memenangkan salah satu paslon.
“Kecurangan KPU yang sengaja memenangkan salah satu paslon itu sama dengan makar terhadap negara.
Hukuman untuk pelaku makar adalah hukuman mati.
Gantung mati ketua KPU! @KPU_ID,” tulis @MichelAdam7_.
Sementara soal kesalahan sistem yang terus menerus terjadi di Sirekap, Hasyim Asy’ari sebelumnya telah buka suara.
Hasyim Asy'ari mengatakan tidak ada upaya manipulasi atau kecurangan dalam aplikasi Sirekap. Dia mengatakan perbedaan data tersebut terjadi karena aplikasi keliru dalam memindai angka yang dimasukkan ke dalam sistem.
Baca Juga : Hasil Terkini Real Count, Prabowo-Gibran Dominan di 35 Provinsi
"Dalam Sirekap kan ada sistem untuk mengkonversi dari foto formulir tersebut dan kemudian secara otomatis akan muncul angka hitungannya. Nah, di situ ada problem," kata Hasyim di kantornya, Jakarta, Kamis (15/2/2024).
Hasyim mengatakan KPU sendiri sebenarnya mengetahui terdapat kesalahan pembacaan data tersebut. Sebab, data-data yang salah dimasukkan itu juga bisa terbaca di sistem. Dia mengatakan KPU akan segera mengoreksi data-data tersebut.
"Oleh karena itu, kami sesungguhnya mengetahui dan tentu saja untuk yang penghitungan atau konversi dari yang formulir ke angka-angka penghitungan akan kami koreksi sesegera mungkin," kata dia.
Hasyim mengatakan meski terdapat kesalahan membaca data, keberadaan Sirekap tetap patut disyukuri. Dengan adanya aplikasi ini, kata dia, publik jadi bisa mengetahui data penghitungan di tempat pemungutan suara.
"Patut kita syukuri ada Sirekap yang bisa mengunggah itu dan kemudian hasil penghitungan di TPS bisa diketahui oleh publik," kata dia.
"Jadi enggak ada yang sembunyi-sembunyi, enggak ada yang diam-diam, tapi semuanya kita publikasikan apa adanya, sehingga katakanlah, misalkan ada formulir C hasil pleno yang diunggah dan ada yang salah hitung atau salah tulis, nanti juga akan kita koreksi," kata dia melanjutkan.