JATIMTIMES - Terpuruknya harga ikan gurami, membuat pembudidaya gurame di Tulungagung, frustasi. Ikan yang siap dipanen pada usia hampir setahun ini, dalam beberapa bulan atau bahkan setahunan ini dihargai murah.
Saat ini, untuk harga timbang basah hanya dihargai Rp 25 ribu sampai Rp 26 8 ribu rupiah per kilogram. Sedangkan timbang kering, harga gurami hanya di kisaran Rp 22 ribu sampai Rp 23 ribu rupiah per kilogramnya.
Baca Juga : Satu Linmas TPS di Tulungagung Meninggal Dunia Pasca Coblosan
Asosiasi Pembudidaya Ikan Gurami Tulungagung (Aspigrata) pun angkat bicara terkait terpuruknya harga ini. "Aspigrata memohon kepada para pemangku kebijakan di Tulungagung khususnya bapak PJ Bupati ataupun Kadis perikanan untuk ikut mencarikan solusi, agar harga ikan gurami konsumsi bisa stabil dan merumuskan kebijakan yang berpihak kepada para pembudidaya di Tulungagung," kata Arifin dalam rilisnya.
Berbanding berbalik dengan saat telor mengalami keterpurukan harga, peternak langsung mendapat perhatian dari pemerintah. Sedangkan pembudidaya ikan gurame, telah mengalami hal yang sama, pemerintah tidak bergeming.
"Semestinya Pemerintah hadir untuk membantu pemasaran. Mungkin ada inisiatif atau terobosan kerjasama G to G, atau dengan pihak swasta," sentilnya.
Paska Pemilu dan terpilihnya presiden dan wakil presiden serta anggota legislatif, ia berharap agar solusi yang ditawarkan Aspigrata ini dapat diakomodir. "Kita coba dorong untuk lauk makan gratis," tuturnya.
Baca Juga : Pentas Kesenian Jaranan di Desa Tunggulsari Tulungagung Berlangsung Aman dan Kondusif
Karena program makan gratis akan dibiayai oleh pemerintah, pasti selain nasi juga membutuhkan lauk pauk. Salah satu lauk yang mungkin dapat menopang program ini adalah ikan gurame. Hal ini menurut Aspigrata justru merupakan harapan agar komoditas ikan tawar dapat terserap. "Kan bisa dibiayai dari keuangan pemerintah dan pasti bisa menyerap pasar," pungkasnya.