JATIMTIMES - Kabupaten Tulungagung memiliki salah satu goa peninggalan yang menjadi tempat petilasan bersejarah. Goa tersebut berada di lereng Gunung Budeg, masyarakat familiar menyebutnya dengan Goa Tritis.
Dipercaya, Goa Tritis merupakan salah satu petilasan peninggalan zaman Majapahit. Lokasinya berada di lereng Gunung Budeng, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Goa ini sering juga disebut candi dengan luas kurang dari dua meter persegi.
Baca Juga : Jajaran Polri dan TNI Tulungagung Kawal Ketat Rekapitulasi Surat Suara Pemilu 2024
Istilah tritis lebih mengacu pada istilah pinggiran atau teras jika dimaknai dalam bahasa Jawa. Kondisi ini sesuai karena lokasi Goa Tritis berada di tepi pinggrian bukit. Konon, Goa Tritis dalam sejarahnya pernah digunakan sebagai pertapaan Ratu Gayatri, nenek dari Raja Hayam Wuruk.
Goa Tritis menyimpan misteri penting sebagai salah satu saksi bisu peradaban zaman dahulu. Goa ini telah ada sejak masa Hindu-Budha dengan susnan bangunan kecil dari batu bata. Pintu pagar Goa Tritis terdapat pada sisi kanan. Ditemukan banyak arca kecil dan candi di kompleks goa tersebut.
Jika berkunjung ke Goa Tritis terdapat arca yang disebut Dewi Parwati dengan bukti tahun 1082 Saka. Terdapat juga air mata yang mengalir di dekat kompleks Goa Tritis dengan jarak kurang lebih 300 meter.
Bentuk Goa Tritis seperti ceruk dengan kumpulan benda bersejarah. Lokasinya berada di tengah antara Puncak Gunung Budeg dan area pemukiman Desa Tanggung di Kecamatan Campurdarat.
Baca Juga : Tulungagung Punya Kebun Teh Peninggalan Belanda di Sendang, Cek Faktanya
Goa Tritis termasuk salah satu benda cagar budaya yang telah diresmikan oleh Pemprov Jawa Timur. Peresmian ini dilakukan pada tahun 1996 oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Timur.
Hingga kini, Goa Tritis menjadi salah satu petilasan sekaligus cagar budaya di Kabupaten Tulungagung yang harus dilestarikan. Kondisi akses menuju Goa Tritis masih terkesan alami dan melewati jalanan bukit yang terjal.