free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Profil

Sosok Dandhy Laksono, Sutradara Film Dokumenter 'Dirty Vote' 

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

12 - Feb - 2024, 15:30

Placeholder
Dandhy Laksono, sutradara film dokumenter Dirty Vote yang mengupas potensi kecurangan Pemilu 2024. (Foto: Instagram Dandhy Laksono)

JATIMTIMES - Film dokumenter 'Dirty Vote' tayang pada Minggu (11/2/2024) pukul 11.00 WIB. Film yang disutradarai oleh Dandhy Laksono itu dapat diakses di akun YouTube Dirty Vote atau @DirtyVote. 

Hingga Senin (12/2/2024), beberapa kata kunci seperti "film dokumenter", "Dirty Vote" trending di X hingga penelusuran Google. 

Baca Juga : Koalisi Masyarakat Sipil dan Mahasiswa Kediri Gelar Mimbar Bebas Bertajuk Darurat Demokrasi

Film Dirty Vote mengupas tuntas tentang sistem dan metode kecurangan yang berpotensi terjadi di Pemilu 2024. Selain itu, film ini juga diisi oleh tiga ahli hukum tata negara, yakni Bivitri Susanti, Zainal Arifin Mochtar, dan Feri Amsari. 

Lantas siapa sosok Dandhy Laksono yang menyutradari film dokumenter tersebut? 

Dandhy Laksono yang memiliki nama lengkap Dandhy Dwi Laksono lebih dulu dikenal sebagai sutradara dari film fenomenal Sexy Killers. Di mana film tersebut mengisahkan dengan oligarki yang telah menggerogoti sistem demokrasi di Indonesia. 

Melansir berbagai sumber, rupanya Dandhy adalah seorang jurnalis Indonesia dengan khas menghasilkan produk jurnalis investigasi berupa tulisan ataupun film dokumenter. Istri pria kelahiran Lumajang, 29 Juni 1976 tersebut juga jurnalis, adalah Irna Gustiawati, sebagai pemimpin redaksi Liputan6.com.

Karier Jurnalisme Dandhy diawali pada tahun 1990. Pria berusia 47 tahun tersebut adalah alumnus Sarjana Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran, Bandung. Pendidikan non formal dia peroleh dari Ohio University Internship Program on Broadcast Journalist Covering Conflict, Amerika Serikat (2007) dan British Council Broadcasting Program, London (2008).

Dandhy juga ikut berbagai workshop dan seminar tentang jurnalistik/media di Filipina, Thailand, China, Malaysia, dan Korea Selatan. 

Pada 1998, Dandhy memulai karir jurnalistik di tabloid Kapital dan majalah Warta Ekonomi. Ia lalu beralih ke media radio, Pas FM, Smart FM, Ramako, atau menjadi stringer di radio ABC Australia. Lalu pindah lagi ke televisi menjadi produser berita di Liputan 6 SCTV dan Kepala Seksi Peliputan di RCTI. 

Dandhy juga pernah memimpin majalah dan situs acehkita.com—sebuah media alternatif di masa pemberlakuan darurat militer di Aceh (2003-2005).  

Pendiri rumah produksi Watchdoc tersebut pernah ditangkap kepolisian Polda Metro Jaya, Kamis (26/9/2019) malam. Meski hanya semalam, dan Jumat (27/9/2019) sudah dipulangkan, namun status Dandhy masih tersangka.

Baca Juga : Bawaslu Kota Malang Kerahkan Semua Kru Tertibkan APK

Menurut istri Dandhy, Irna Gustiawati, suaminya sudah diperbolehkan pulang sekitar Jumat (27/9/20219) sekitar pukul 3.30 WIB.

Dandhy berstatus tersangka ujaran kebencian berdasarkan UU Nomor 8 tahun 2016 tentang ITE dan UU Nomor 1 tahun 1946 tentang hukum pidana. "Berstatus tersangka karena twitnya terkait Papua," kata Irna.

Pengalaman Dandhy yang bekerja di berbagai platform media mulai dari media cetak, radio, hingga televisi menjadi bekal dirinya mengasah skill dalam membuat film khususnya genre dokumenter. 

Sebelum Dirty Vote, nama Dandhy Dwi Laksono sudah lebih dulu populer ketika ia menyutradarai film fenomenal Sexy Killers tentang oligarki yang telah menggerogoti sistem demokrasi di Indonesia. 

Selain Sexy Killers, film lain bernuansa politik dan sosial yang juga hasil garapan Dandhy seperti Jakarta Unfair pada tahun 2017 silam. 

Dandhy selaku sutradara Dirty Vote mengatakan bahwa film ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat di masa tenang pemilu yang berlangsung selama 3 hari mulai dari tanggal 11 Februari hingga 13 Februari 2024.

"Ada saatnya kita menjadi pendukung capres-cawapres, tapi, hari ini, saya ingin mengajak setiap orang untuk menonton film ini sebagai warga negara," tulis Dandhy di akun instagram pribadinya.


Topik

Profil Dirty Vote film dirty vote film dokumenter dandhy dwi laksono pemilu pemilu 2024



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Sri Kurnia Mahiruni