JATIMTIMES - Sosok Juliana Marins, wanita asal Brasil yang jatuh ke jurang Gunung Rinjani, Pulau lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) kini tengah menjadi perhatian publik. Juliana jatuh pada Sabtu, 21 April, saat mendaki bersama kelompok 5 warga asing. Mereka mendaki ke gunung yang populer dengan keindahan alamnya itu bersama seorang pemandu lokal.
Saat beristirahat sendirian sebentar, Juliana terpeleset dan jatuh. Proses evakuasi memakan waktu berhari-hari karena medan yang sulit dan cuaca yang kurang bersahabat. Juliana bisa dijangkau oleh tim SAR pada Selasa (24/6) “tanpa ada tanda-tanda kehidupan”. Pada Rabu (25/6) pagi, evakuasi jasad Juliana dilakukan.
Baca Juga : Lepas Atlet Porprov Jatim IX 2025, Bupati Jember Janjikan Bonus dan Beasiswa
Insiden ini menyita perhatian publik karena proses evakuasi yang kompleks serta lokasi jatuh yang ekstrem. Banyak netizen asal Brasil sampai menyerbu Instagram Presiden Prabowo yang dinilai lamban dalam proses evakuasi korban.
Dikabarkan tewas, lantas seperti apa profil Juliana Marins, berikut ulasan lengkapnya.
Profil Juliana Marins
Mengutip media Brasil, g1, Juliana berusia 26 tahun [versi lain menulis 27 tahun], lahir di Kota Rio de Janeiro (eks ibu kota Brasil), tapi menetap di Kota Niterói yang masuk Wilayah Metropolitan Rio de Janeiro. Dia bekerja di sektor kehumasan sebagai publisis.
Juliana merupakan lulusan Periklanan dan Publisitas dari Universitas Federal Rio de Janeiro (UFRJ). Dia juga bekerja sebagai penampil pole dance (tari tiang). Dalam akun instagramnya, Juliana mengunggah fotonya saat menari tiang, tarian yang membutuhkan kekuatan dan ketahanan fisik yang tinggi.
Juliana digambarkan sebagai seorang penjelajah dan petualang yang rajin. Dia telah melakukan perjalanan ransel (backpacker) keliling Asia sejak Februari 2025. Negara yang dikunjunginya adalah Filipina, Vietnam, dan Thailand sebelum tiba di Indonesia. Juliana mendokumentasikan perjalanannya di media sosial.
Mimpi Lama Juliana
Menurut seorang teman Juliana, pengacara Flávia Dela Libera Vieira, perjalanan itu adalah mimpi lama dari Juliana. Mereka bertemu pada tahun 2016 ketika Juliana sempat belajar Hukum di Universitas Federal Uberlândia (UFU).
"Dia sangat bahagia, backpacking adalah sesuatu yang sangat berarti bagi hidupnya, sebuah mimpi, dia selalu sangat ramah dan saya sangat, sangat bahagia untuknya," kata Flávia kepada g1 Triângulo, saat pencarian Juliana masih berlangsung.
Menurut Flavia, Juliana memiliki watak yang ramah, ceria, dan menyenangkan. "Kematian Juliana Marins telah menarik perhatian signifikan di Brasil, dengan jutaan orang mengikuti upaya pencarian dan penyelamatannya yang dramatis. Kisahnya menyoroti bahaya pendakian yang menantang dan kompleksitas operasi penyelamatan di medan terpencil dan sulit,” lapor g1.
Keluarga Umumkan Kematian Juliana
Keluarga di Brasil membuat akun instagram khusus untuk mengikuti perkembangan proses pencarian dan evakuasi Juliana bernama @resgatejulianamarins, arti dalam bahasa Indonesia @penyelamatanjulianamarins. Baru dua hari dibuat, akun itu langsung diikuti oleh 1,6 juta follower.
Baca Juga : Nama Juliana Marins Menggema di Medsos, ini Kronologi Jatuhnya di Gunung Rinjani
Dalam unggahannya pada Selasa, 24 Juni 2025, pihak keluarga mengumumkan Juliana telah dijangkau oleh tim SAR dalam keadaan meninggal dunia. Berikut bunyinya:
"PENGUMUMAN
Hari ini, tim penyelamat berhasil mencapai lokasi di mana Juliana Marins berada.
Dengan kesedihan yang mendalam, kami menginformasikan bahwa ia tidak selamat.
Kami sangat berterima kasih atas semua doa, pesan kasih sayang, dan dukungan yang telah kami terima.
24/06/2025."