JATIMTIMES - Nama Connie Rahakundini Bakrie atau Connie Bakrie mendapat sorotan publik usai pernyataan soal Jokowi memperalat Prabowo untuk Gibran Rakabuming Raka viral di media sosial X.
Wanita yang namanya tak asing di dunia Militer ini menduga jika Jokowi bisa mengkhianati Prabowo demi jabatan untuk putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka.
Baca Juga : Soroti Unggahan Para Artis tentang Prabowo di Masa Tenang, Netizen: Soft Selling
“Kalau dia (Jokowi) bisa mengkhianati ibu Megawati Soekarnoputri dengan segala perjuangannya sampai menjadikannya ada di istana sampai dua kali, apa bedanya dia terhadap pak Prabowo di tengah jalan,” ungkapnya di sebuah acara yang bertajuk “Mimbar Keprihatinan Bangsa dan Seruan Kebangsaan Purnawirawan TNI-POLRI”, dikutip dari X @kunyil_3catcute.
Profil Connie Bakrie
Melansir Wikipedia, Connie Rahakundini Bakrie adalah akademisi yang lahir pada 3 November 1964. Selain dikenal sebagai pengamat militer, wanita berdarah Gorontalo itu juga dikenal sebagai akademisi, penulis, hingga pengamat bidang militer dan pertahanan keamanan. Connie Bakrie sendiri cukup aktif di media sosial Instagram dengan nama connierahakundinibakrie
Connie merupakan putri dari pasangan Bakrie Arbie dan Nyi Raden Sekarningsih Ardiwinata. Darah Gorontalonya berasal dari sang ayah, sedangkan ibunya berasal dari Tasikmalaya. Orang tua Connie ternyata bukan orang sembarangan.
Dr. Bakrie Arbie adalah salah satu ahli ahli nuklir yang dimiliki Indonesia. Sedangkan sang ibu dikenal sebagai penulis, ahli tarot, dan fotografer yang cukup dipandang.
Pendidikan Connie ternyata cukup mentereng. Ia berhasil menyelesaikan pendidikan S3 di Universitas Indonesia. Ia juga belajar di APCSS Asia Pasific Centre for Security Studies, Hawaii - Fu Xi Kang war Academy, ROC - Chevening Executive Programme for Democracy and Security di Birmingham University, UK.
Baca Juga : Sosok Mayor Teddy, Ajudan Prabowo yang Viral Usai Bopong Pendukung Pingsan Saat Kampanye
Istri dari istri dari Letnan Jenderal TNI (Purn) Djaja Suparman itu juga menjadi Senior Research Fellow di The INSS Institute of National Security Studies di Tel Aviv Israel. Di Indonesia, ia lebih dikenal sebagai akademisi. Ia mengajar di Sekolah Diplomat Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Sesparlu dan Disparlu).
Setidaknya ada dua judul buku yang berhasil ditulisnya yakni berjudul Pertahanan Negara & Postur TNI Ideal (2007) dan Defending Indonesia (2009).
Nama Connie Bakrie tak hanya diperhitungkan di Indonesia. Ia bahkan masuk dalam daftar 'pemimpin masa depan’ versi Massachusetts Institute of Technology (MIT), Boston, Amerika Serikat mewakili generasi ke-3 ‘crème de la creme’ intelektual pertahanan keamanan RI.
Ia juga kerap berbicara di pertemuan Internasional. Beberapa forum yang menjadi tempatnya menuangkan gagasan seperti National Defense University (NDU), Washington D.C. Global Security Meeting di Bratislava, Slovakia, ASEM-EU Regional Security Architecture Meetings, Centre for Security Policy (CCSP), Switzerland.