JATIMTIMES - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Malang mengklaim wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak melandai. Usai menyerang hewan ternak pada 2022 lalu, produksi susu sapi dari beberapa wilayah penghasil disebut sudah mengalami peningkatan.
"Produksi susu saat ini sudah meningkat. Karena sesudah PMK terus (ternak) sembuh. Tapi memang belum seperti semula sebelum wabah," kata Kepala DPKH Kabupaten Malang Eko Wahyu Widodo, Jumat (2/2/2024).
Baca Juga : Sampah Ilegal di Kota Malang Buat Retribusi Menurun, DLH Kota Malang akan Ubah
Eko menuturkan, peningkatan tersebut seiring dengan ternak sapi yang pada saat PMK mewabah masih kecil, pada 2023 sudah tumbuh menjadi sapi dewasa sehingga sudah mulai mampu memproduksi susu.
Dikatakan, jika dibandingkan 2022, masih terdapat peningkatan sebesar 4,38 persen hingga akhir tahun 2023. Dari yang sebelumnya memproduksi sekitar 137.560 ton meningkat menjadi 143.588 ton.
DPKH mendata, populasi sapi perah di Kabupaten Malang mencapai sekitar 83 ribu ekor. Setiap sapi tersebut pada umumnya mampu menghasilkan 10-20 liter susu per hari atau jika dikonversikan menjadi sekitar 0,0035-0,0070 ton per hari.
Potensi sapi perah Kabupaten Malang, kata Eko, di antaranya terdapat di Kecamatan Pujon, Ngantang, Kasembon, dan Jabung. "Di beberapa kecamatan, seperti Lawang dan Singosari juga ada, tetapi jumlahnya tidak sebanyak di empat daerah tadi," ucapnya.
Mengenai kendala pakan akibat fenomena El-Nino, Eko menyebut tidak banyak berpengaruh. Sebab, masih banyak pakan alternatif yang dapat digunakan. Hal tersebut sudah disiasati para peternak di Kabupaten Malang.
Baca Juga : Dorong UMKM Go International, Diskopindag Jalin Kemitraan untuk Stabilitas Bahan Baku
Setiap daerah penghasil susu sapi memiliki tujuan pemasaran yang berbeda-beda. Sebut saja produksi susu sapi di Kecamatan Pujon yang disalurkan ke Nestle Indonesia di Kabupaten Pasuruan dan Greenfield serta Kecamatan Ngajum yang memproduksi susu sapi kemasan sendiri.
"Secara umum, produksi susu sapi tersebut juga akan disalurkan ke Industri Pengolahan Susu (IPS) yang mayoritas ada di Kabupaten Pasuruan. Seperti Indolakto maupun Cimory," imbuhnya.