JATIMTIMES - Dua serangan swatting atau laporan palsu mengguncang rumah kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Nikki Haley, dalam beberapa hari terakhir. Kejadian pertama terjadi hanya dua hari setelah seorang pria menelepon darurat palsu di rumahnya di South Carolina. Pada Hari Tahun Baru, Haley menjadi sasaran serangan swatting kedua, dengan panggilan melaporkan bahwa Haley telah menembak putrinya, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.
Swatting diketahui merupakan aksi penipuan melalui layanan darurat agar mengirimkan polisi atau tim tanggap layanan darurat ke alamat orang lain.
Baca Juga : Marak Pencurian Meter Air, Dirut Tugu Tirta Minta Polisi dan Pelanggan Waspada
Menurut laporan, seorang deputi sheriff County Charleston merespons panggilan darurat pada 1 Januari. Panggilan tersebut berasal dari seseorang yang mengaku sebagai "Rose" dan mengklaim bahwa putri Haley terluka dan Haley mengancam akan melakukan tindakan kekerasan terhadap dirinya sendiri.
Deputi yang tiba di rumah Haley menemukan seorang wanita yang tidak dikenal di pintu depan, yang sesuai dengan deskripsi Haley. Mereka segera menyimpulkan bahwa panggilan itu hanyalah lelucon. Laporan yang dirilis oleh Reuters menyatakan bahwa serangan swatting juga terjadi sebelumnya pada 30 Desember di rumah Kiawah Island milik Haley.
Serangkaian serangan swatting terhadap Haley dan rumahnya adalah bagian dari gelombang ancaman kekerasan, ancaman bom, dan intimidasi lainnya terhadap pejabat pemerintah sejak pemilihan 2020. Meskipun demikian, kantor sheriff belum mengidentifikasi tersangka dalam kasus ini.
Haley sendiri belum memberikan tanggapan resmi terkait serangan ini. Swatting, yang merupakan laporan palsu kepada polisi untuk memicu respons berbahaya, semakin menjadi metode intimidasi yang digunakan untuk menargetkan tokoh-tokoh terkenal.
Baca Juga : Guntur Ajak Relawan Menangkan 03: Jika Ganjar Menang, Hal yang Mau Kita Apain Gampang, Termasuk Jokowi
Kasus serangan swatting telah meningkat, menargetkan baik pendukung maupun lawan Donald Trump. Kini, pihak berwenang tengah berupaya untuk menemukan siapa pelaku di balik serangan ini, sementara Haley dan keluarganya harus menjalani ketegangan akibat ancaman tersebut.
Sementara itu, otoritas tampaknya telah mengumpulkan lebih banyak informasi tentang pelaku serangan swatting pada 1 Januari. Namun, upaya untuk menemukan pelaku tetap menjadi tantangan bagi penegak hukum. Pasangan Haley, yang membeli rumah Kiawah Island senilai $2,4 juta (Rp 34,8 miliar) pada Oktober 2019, kini harus hidup dalam ketegangan akibat ancaman ini.