JATIMTIMES - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soeroto Ngawi jauh-jauh hari telah menyiapkan pengobatan kejiwaan bagi calon legislatif yang mengalami stres, karena gagal atau tidak terpilih pada pemilu legislatif tahun 2024.
Penanganan caleg yang stres akibat kalah akan ditangani melalui poli kejiwaan yang menjadi bagian dari pelayanan yang diberikan oleh RSUD dr Soeroto Kabupaten Ngawi.
Baca Juga : Gunung Semeru Kembali Erupsi Sore Ini, Status VONA Masih Oranye
Kepala Ruang Teratai RSUD dr Soeroto Kabupaten Ngawi, Budi Soepriyanto, S.Kep.Ns menyebutkan poli kejiwaan itu sudah memberikan layanan kesehatan setiap hari. Namun, pelayanan gangguan jiwa atau stres untuk sebuah permasalahan yang berbeda, seperti kalah dalam pemilu legislatif, membutuhkan penanganan medis yang berbeda. Karenanya ruang Teratai RSUD dr Soeroto Kabupaten Ngawi telah menyiapkan tiga ruangan tempat tidur khusus.
"Tiga ruang di belakang telah kami persiapkan untuk penanganan kondisi caleg stres atau gangguan jiwa karena gagal dalam pileg butuh penanganan berbeda. Selain dokter umum dan sejumlah perawat, kami juga telah menyiapkan dokter spesialis kejiwaan untuk tangani caleg stres," jelas Budi Soepriyanto.
Lebih lanjut Budi Soepriyanto menjelaskan beberapa hari sebelumnya jumlah pasien yang menghuni ruang Teratai RSUD dr Soeroto Kabupaten Ngawi mencapai 39 orang. Namun kini masih menyisakan sekitar 20 pasien gangguan jiwa setelah mendapatkan perawatan dan penanganan dari tim medis.
"Seandainya ada penambahan pasien gangguan jiwa 5 atau 10 orang dari para caleg yang stres kita masih biasa saja," lanjutnya.
Sejauh ini penanganan pasien dengan gangguan jiwa menempati kamar isolasi dan kamar sal ruang Teratai RSUD dr Soeroto Kabupaten Ngawi. Namun ruangan tetap dibedakan untuk pasien laki-laki maupun perempuan.
Baca Juga : Pohon Tumbang di Kabupaten Malang Rawan Timpa Pengguna Jalan, Ada 5 Korban 2 Diantaranya Meninggal
"Perawatan untuk pasien dengan gangguan jiwa murni atau stres karena masalah gagal dalam pileg berbeda penanganannya," tegas Budi Soepriyanto kepada awak media ini.
Budi Soepriyanto menambahkan jika nantinya ada lonjakan pasien, lantaran banyaknya caleg yang stres karena gagal, maka akan dilakukan skema baru di rumah sakit tersebut.
“Misalnya nanti ada lonjakan pasien, misalnya akibat gagal nyaleg, maka akan ada koordinasi skema lebih lanjut,” terangnya.