JATIMTIMES - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali erupsi pada Senin (22/1/2024) sore tadi. Kabar erupsi tersebut disampaikan melalui situs resmi ESDM.
Menurut laporan Petugas Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur Sigit Rian Alfian, erupsi Semeru terjadi sekira pukul 15.40 WIB. "Terjadi erupsi G. Semeru pada hari Senin, 22 Januari 2024, pukul 15:40 WIB. Tinggi kolom erupsi tidak teramati, karena tertutup kabut," ungkap Sigit.
Baca Juga : Cak Imin dan Mahfud MD Kompak Sebut Food Estate Gagal, Benarkah?
Letusan Gunung Semeru juga disertai dengan laporan VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation) pada Gunung Semeru yang masih di status oranye. Status tersebut mengindikasikan adanya potensi erupsi dan meminta maskapai penerbangan untuk semakin waspada.
Status VONA penerbangan sekitar Gunung Semeru masih oranye. (Foto: laman resmi magma esdm)
Warna status oranye juga diartikan sebagai letusan dengan kode yang berpotensi membahayakan penerbangan, sehingga setiap pesawat harus berhati-hati dan menghindari kawasan di sekitar gunung tersebut.
"Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 101 detik," tambah keterangan Sigit.
Sebagai informasi, status Gunung Semeru saat ini masih berada pada level III (Siaga). Berdasarkan pengamatan hingga Senin (22/1/2024), Semeru mengalami 17 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 13-22 mm, dan lama gempa 70-115 detik.
"2 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 3-4 mm, dan lama gempa 27-97 detik. 2 kali Harmonik dengan amplitudo 5-6 mm, dan lama gempa 79-284 detik," demikian laporan Sigit, dilansir dari situs resmi Magma ESDM.
Baca Juga : Ditinggal Kosong, Kantor Panwascam di Situbondo Hangus Terbakar
Sigit juga mengimbau agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
"Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak," imbaunya.
Selain itu, Sigit juga meminta masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru. Karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
"(masyarakat diharapkan) Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," pungkas Sigit.