JATIMTIMES - Rencana capres nomor urut 2 Prabowo Subianto mengimpor 1,5 juta ekor sapi untuk memenuhi kebutuhan program susu gratis menjadi sorotan dan mendapat kritikan dari cawapres nomor 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Terkait hal itu, Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman, menyebut program itu tidak bisa langsung terlaksana tanpa impor sapi.
Baca Juga : TKN Ungkap Sejumlah Persiapan Prabowo Jelang Debat Ketiga: Olahraga dan Ngopi
"Ya kan ini kan untuk ke depan ya. Jadi awalnya tentu nggak bisa langsung terlaksana tanpa impor sapi itu," ujar Habiburokhman di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2024).
Ia mengungkap pihaknya tidak akan bergantung pada impor sapi dalam jangka waktu yang panjang. Sebab, sapi yang diimpor akan diternakkan hingga terus bertambah jumlahnya di dalam negeri.
"Tetapi kan ke depannya nggak impor sapi. Itu akan beranak-pinak ya dan tentu akan mendatangkan manfaat yang jauh lebih besar," ucapnya.
Lebih lanjut, Habiburokhman menyebut hal besar tidak akan dimulai jika terus diperdebatkan soal teknis belaka. "Kita nggak akan pernah mulai kalau hanya sekadar kita bertentangan semua ide-ide besar tersebut dengan hal-hal yang sifatnya lebih teknis ya," ucapnya.
Prabowo sebelumnya membeberkan strategi untuk memenuhi pasokan susu dalam programnya. Prabowo mewacanakan impor sapi perah sekitar 1,5 juta ekor untuk memenuhi produksi susu yang hendak dibagikan ke anak-anak.
"Jadi, kita mungkin harus impor 1 juta atau 1,5 juta sapi. Dalam dua tahun dia akan melahirkan, kita akan punya 3 juta. Kira-kira begitu strategi kita," kata Prabowo saat menghadiri diskusi PWI di Gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Kamis (4/1).
Prabowo merinci, program bagi-bagi susu tersebut dibutuhkan untuk sekitar 82 juta anak Indonesia. Prabowo memperkirakan anak-anak itu akan diberikan susu gratis dengan 500 mililiter per orang atau sekitar 40 juta liter.
"Kita butuh untuk kasih susu ke anak-anak kita 82 juta anak kalau mereka minum 500 cc kita butuh berarti sekitar 40 juta liter berarti kita minimal perlu sapi perah ya minimal mungkin dua setengah juta," kata dia.
"Jadi sekarang saya katakan kita punya niat nggak kita punya kehendak politik atau tidak, kalau kita punya kehendak politik, ya sudah untuk 1, 2, 3, 4 tahun kita beli sapinya kita kembangkan di Indonesia," tambahnya.
Baca Juga : Aturan Baru di Debat Ketiga Capres Nanti Malam, Mulai Mikrofon dan Singkatan
Lalu, rencana itu mendapat sorotan dari Cak Imin. Ia menyebut rencana Prabowo tersebut merugikan Indonesia.
"Jadi problem gizi, problem pangan, problem pengadaan, atau produksi itu harus satu tarikan nafas. Jangan tiba-tiba bikin program yang untung adalah yang impor," kata Cak Imin di Surabaya, Sabtu (6/1/2024).
Ia mengatakan, dalam membuat sebuah konsep program harus dimulai dari sumber inti permasalahan. Hal itu agar dapat memenuhi kebutuhan protein berkelanjutan.
"Jadi kalo mau integrated itu adalah dari hilir ke hulu. Kita bikin dari hilir ke hulu nya. Yang paling pokok adalah bagaimana kebutuhan protein tersedia berkelanjutan. Sehingga mungkin masing-masing kita punya cara," imbuhnya.
Cak Imin pun membeberkan contoh cara memenuhi kebutuhan protein yang berkelanjutan. Ia mengatakan dapat dimulai dari konsep sinkronisasi antara pertanian dan perikanan.
"Bisa dimulai dari Agro-Maritim. Pertanian, peternakan, perikanan, kelautan. Satu tarikan," ujarnya.
"Protein enggak harus susu. Malah informasinya, susu itu persentase kesukaan masyarakat terhadap susu juga tidak sepenuhnya. Saya lupa persentasenya. Kemudian tingkat kecenderungan alergi susu juga banyak. Jadi protein harus benar-benar dipilih pada yang sesuai," pungkasnya.