JATIMTIMES - Gempa kerak dangkal berkekuatan Magnitudo 3,5 guncang Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur pada Sabtu (16/12/2023) pukul 23.18 WIB. Gempa yang berpusat di Taman Nasional Baluran turut dirasakan oleh warga, terutama di sekitaran Wongsorejo.
"#Gempa Mag:3.4, 16-Dec-2023 23:18:53WIB, Lok:7.87LS, 114.36BT (39 km BaratLaut BANYUWANGI-JATIM), Kedlmn:10 Km #BMKG," tulis keterangan X resmi BMKG.
Baca Juga : Percikan Las Saat Perbaiki Crane, Diduga Jadi Penyebab Terbakarnya Penggilingan Tebu di Tulungagung
Tak hanya malam tadi, sebelumnya pada 12 Desember 2023, guncangan gempa kerak dangkal Magnitudo 3,1 juga dirasakan di Wongsorejo-Baluran, Banyuwangi.
"Semua adalah jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake)," ungkap Kepala Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono melalui akun X pribadinya, dilihat Minggu (17/12/2023).
Lantas apa sebenarnya gempa bumi kerak dangkal yang terjadi di Banyuwangi malam tadi?
Gempa bumi kerak dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya (titik pusat gempa bumi) berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Pusat gempa berada di kerak yang relatif tipis pada kedalaman dangkal di dekat permukaan bumi. Hal ini menyebabkan gempa bumi kerak dangkal relatif menimbulkan kerusakan yang besar.
Gempa bumi di kerak dangkal terjadi karena adanya pergerakan bongkahan batuan di lapisan kerak bumi dangkal akibat adanya akumulasi energi tegangan (stress), sehingga menyebabkan batuan tersebut bergerak ke arah horizontal. Arah gerakan ini disebut dengan mekanisme gerak geser (strike-slip).
Sedangkan, pada kasus gempa kerak dangkal, amplitudo gelombang seismik dengan konten frekuemsi relatif tinggi tidak mengalami atenuasi atau pelemahan energi. Sebab, tidak mengalami pelemahan, energi gempa yang memancar dari sumbernya masih sangat tinggi saat mencapai permukaan bumi yang banyak terdapat pemukiman penduduk.
Diketahui bahwa kedalaman gempa dangkal adalah sekitar 1-30 kilometer. Seperti yang terjadi pada Gempa Magnitudo 3,4 di Banyuwangi kedalamannya hanya 10 km dari permukaan bumi.
Gempa jenis shear-fault dangkal dapat dideteksi dengan efek searah yang dominan, di mana lokasi yang sejajar dengan arah gerak celah seismik akan menimbulkan efek yang lebih merusak.
Dalam banyak kasus, gempa dengan mekanisme geser dapat bergerak sangat cepat, mendekati atau melebihi laju geser batuan, yang sering disebut sebagai gempa supershear.
Gempa bumi kerak dangkal, yang merupakan bagian dari gempa alam lempeng (intraplate), biasanya dihasilkan oleh proses patahan di daerah yang relatif sempit. Proses rekahan ini menciptakan gempa bumi dengan penurunan tegangan (stress drop) yang besar untuk memancarkan gelombang seismik frekuensi tinggi yang bersifat merusak.
Gempa bumi kerak dangkal berfrekuensi tinggi inilah yang menyebabkan kerusakan besar karena guncangan tanah yang dihasilkan sangat kuat. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika gempa yang kedalamannya dangkal, lebih banyak memiliki frekuensi tinggi, menimbulkan getaran yang besar dan menimbulkan kerusakan yang parah.
Meski begitu hingga saat ini, belum ada laporan kerusakan rumah akibat gempa dangkal yang terjadi di Banyuwangi pada Sabtu (16/12/2023) malam sekira 23.18 WIB.