JATIMTIMES - Ahmad Kautsar Al Ramadhani, siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Kota Malang menorehkan prestasi yang gemilang di tingkat internasional. Ia meraih medali perunggu dalam ajang International Junior Science Olympiad (IJSO) 2023 yang digelar di Bangkok, Thailand 1 sampai 10 Desember 2023.
Kepulangan Kautsar dari negeri Gajah Putih ini disambut antusias dan gembira sivitas akademika MTsN 1 Kota Malang maupun dan juga Kemenag Kota Malang. Bahkan, Kepala Kemenag Kota Malang, Achmad Shampton SHI MAg dan Kepala MTsN 1 Kota Malang, Dra Erni Qomariah Rida MPd, hadir langsung menyambut kedatangan Kautsar di Bandara Abdurrahman Saleh Malang, Senin (11/12/2023).
Kepala MTsN 1 Kota Malang Dra Erni Qomariah Rida MPd menjelaskan, bahwa capaian siswa MTsN 1 Kota Malang ini sangatlah luar biasa dan sangat membanggakan. Prestasi ini menjadi salah satu prestasi manis dalam menutup tahun 2023.
Baca Juga : Ada Penolakan Warga Lokal, Jokowi Sebut RI Terima Pengungsi Rohingya Sementara Saja
Tentunya, hal ini tak lepas dari pembinaan yang luar biasa di madrasah oleh para guru pembina maupun tentornya. Di MTsN 1 Kota Malang sendiri, pembinaan dilakukan secara optimal melalui kelas khusus, yakni Program Kelas Olimpiade.
"Mereka (guru pembina) memberikan pembinaan yang luar biasa, mulai awal di OSN maupun KSM, hingga terus memantau saat mengikuti ajang internasional," ungkap Erni, ditemui di Bandara Abdurahman Saleh.
Kemudian, modul-modul atau soal yang diberikan kepada para siswa di kelas olimpiade telah disesuaikan dengan soal-soal yang arahnya kepada kompetisi atau olimpiade.
"Kelas ini memang kita siapkan untuk anak-anak yang akan mengikuti olimpiade. Kami persiapkan untuk itu," jelas Erni.
Erni berharap, prestasi yang diraih oleh siswa MTsN 1 Kota Malang ini, kedepan dapat menjadi inspirasi dan motivasi untuk para siswa lain agar lebih mengembangkan kompetensi atau meningkatkan prestasinya. Selain itu, pihaknya menegaskan akan lebih optimal dalam pembinaan para siswa.
"Kami harapkan hal ini memotivasi adik-adiknya untuk juga terus meningkatkan kompetensinya, meningkatkan prestasinya dan semakin termotivasi untuk mengikuti perlombaan-perlombaan," harapnya.
Kordinator Program Kelas Olimpiade MTsN 1 Kota Malang, Luluk Hariroh SPd MSi menjelaskan, bahwa Ahmad Kautsar Al Ramadhani memang menjadi salah satu siswa Kelas Olimpiade. Mengikuti ajang IJSO 2023, dimulai Kautsar dari ajang OSN berjenjang dari tingkat kota, provinsi dan nasional.
"Delegasi IJSO ini peserta merupakan medalis OSN. Kemudian dari medalis OSN ini diambil untuk pembinaan tahap 1, kemudian tahap 2 dan tahap 3," paparnya.
Pada tahap 1 pembinaan dilakukan dengan mengambil 30 medalis OSN. Dari 30 peserta ini, kemudian tersaring pada tahap 2 menjadi 12 orang. Setelah itu, pada tahap selanjutnya disaring lagi menjadi 6 orang siswa yang akhirnya menjadi delegasi pada IJSO.
Baca Juga : Lonjakan Kasus Malaria di Kabupaten Blitar: 14 Warga Terinfeksi, Semua Kasus Impor dari Wilayah Endemis
"Dibina lagi oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikbud Ristek, jadi mereka ini mewakili Indonesia untuk event IJSO di Bangkok, Thailand. Dan Alhamdulillah 2023 meraih medali perunggu. Terakhir MTsN 1 Kota Malang pernah meraih medali IJSO di Belanda pada 2017," katanya.
Kepala Kemenag Kota Malang, Achmad Shampton SHI MAg, menambahkan, capaian siswa MTsN 1 Kota Malang ini luar biasa dan snagat membanggakan. Maka dari itu, semua siswa kedepan akan terus didorong untuk berprestasi.
"Terlebih kita membawa nama madrasah.
Karena kita membawa nama madrasah, maka kita harus menunjukkan bahwa pendidikan keagamaan itu bukan penghalang untuk berprestasi," katanya.
Untuk menggenjot prestasi, evaluasi diri madrasah akan dilakukan. Dari evaluasi diri madrasah ini menjadi bahan untuk melakukan peningkatan dan mencari solusi atas kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaian sebuah prestasi dan untuk meningkatkan prestasi. "Harapan kita terus berprestasi, ada keseimbangan antara rohani dan ilmu akademisnya," paparnya.
Disisi lain, Ahmad Kautsar Al Ramadhani, mengungkapkan kegembiraannya dapat meraih prestasi tingkat internasional ini. Prestasi ini menjadi sebuah kebanggaan baginya maupun orangtuanya.
Dijelaskan kembali oleh Kautsar, sebelum turun dalam ajang IJSO, dilakukan pembinaan kurang lebih selama 3 Minggu. Pembinaan dilakukan disebuah hotel oleh para dosen dari Universitas Indonesia.
Selama mengikuti ajang IJSO, Kautsar menyampaikan tidak terdapat kendala secara teknis. Hanya saja menurutnya, bahwa persiapan atau pembinaan masih terlalu singkat. Total lama pembinaan, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan IJSO hanya 40 hari.
"Pembinaan yang tahun ini, mulai awal sampai akhir kalau ditotal hanya 40 hari. Nggak berbulan-bulan seperti yang tahun-tahun kemarin. Kalau sebelumnya persiapan materinya sampai berbulan-bulan," pungkasnya.