JATIMTIMES - Sebanyak 14 warga Kabupaten Blitar telah terjangkit penyakit malaria sepanjang tahun 2023. Para korban yang saat ini sedang menjalani perawatan medis ini dinyatakan telah terpapar penyakit tersebut dari luar wilayah, yang mana wilayah tersebut merupakan daerah endemis malaria.
Menurut Anggit Ditya Putranto, Kepala Bidang Pencegahan & Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, seluruh kasus ini berasal dari luar wilayah yang bebas dari penyakit ini. Kabupaten Blitar sebelumnya telah mendapat sertifikat eliminasi malaria, membuat kehadiran 14 kasus ini menjadi kasus impor yang perlu penanganan khusus.
Baca Juga : Matangkan Pemenangan Ganjar-Mahfud, PDI-P Kota Blitar Dirikan 24 Posko
Para penderita malaria tersebut rupanya memiliki riwayat bekerja di daerah yang masih menjadi wilayah endemis malaria seperti Kalimantan & Papua sebelum kembali ke Blitar. Menurut Anggit, "Semua pernah bekerja di Kalimantan dan Papua yang merupakan wilayah endemi malaria,” jelas Anggit.
Malaria sendiri merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi parasit tersebut. Kondisi ini dapat menyebabkan penyakit menyebar melalui berbagai cara, termasuk melalui donor organ, transfusi darah, serta melalui ibu ke janin.
Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar memastikan bahwa 14 penderita malaria ini telah mendapat penanganan medis sesuai kebutuhan. Namun, dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kasus malaria di Kabupaten Blitar pada tahun 2023 telah mengalami peningkatan signifikan, dari 10 kasus menjadi 14 kasus.
Baca Juga : Pemkot Blitar Raih Dua Prestasi Tingkat Nasional
“Dalam menghadapi situasi ini, Dinkes Kabupaten Blitar menekankan pentingnya kehati-hatian bagi warga yang bekerja di wilayah-wilayah yang masih rentan terhadap malaria. Peringatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan ancaman penyakit dan tindakan pencegahan yang diperlukan,” pungkas Anggit.