JATIMTIMES - Permintaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memberikan informasi lebih lanjut mengenai lonjakan penyakit pernafasan pneumonia pada anak-anak di Tiongkok telah menjadi sorotan dunia.
Meski begitu, WHO belum mendeteksi adanya patogen yang tidak biasa atau baru soal penyakit tersebut. Para dokter serta peneliti kesehatan masyarakat juga mengatakan tidak ada bukti yang bisa mengkhawatirkan dunia.
Baca Juga : Update Korban Erupsi Gunung Marapi: 23 Meninggal Dunia, 52 Selamat
Namun pihak berwenang di Taiwan pada pekan ini menyarankan orang-orang lanjut usia, anak-anak, dan siapa saja yang memiliki imunitas buruk untuk tidak melakukan perjalanan ke Tiongkok.
Melansir laporan Reuters, Rabu (6/12/2023), meningkatnya penyakit pernafasan terjadi ketika Tiongkok bersiap menghadapi musim dingin penuh pertama, sejak negara itu mencabut pembatasan ketat COVID-19 pada Desember 2022 lalu.
Lonjakan penyakit pernafasan ini menjadi sorotan ketika WHO meminta informasi lebih lanjut kepada Tiongkok pekan lalu, soal pneumonia yang tidak terdiagnosis pada anak-anak, seperti dikutip laporan Program Pemantauan Penyakit Baru (ProMED).
Beberapa pengguna media sosial juga mengunggah foto anak-anak yang menerima infus di rumah sakit. Sementara media di kota-kota seperti Xian di barat laut mengunggah video rumah sakit yang penuh sesak, sehingga menambah kekhawatiran dunia akan potensi ketegangan pada sistem layanan kesehatan.
Komisi Kesehatan Nasional mengatakan bahwa ada peningkatan penyakit pernapasan tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
"Otoritas kesehatan Tiongkok menyarankan bahwa jumlah yang mereka pantau saat ini tidak lebih besar dari puncak musim dingin terbaru sebelum pandemi COVID-19," ungkap WHO kepada Reuters.
Data menunjukkan peningkatan penyakit pernafasan ini terkait dengan pencabutan pembatasan COVID-19 serta peredaran patogen yang diketahui seperti mycoplasma pneumoniae, infeksi bakteri umum yang biasanya menyerang anak-anak dan telah menjangkiti sejak Mei.
Influenza, virus pernapasan syncytial (RSV) dan adenovirus juga telah beredar sejak Oktober.
Lantas apakah Mycoplasma Pneumoniae jadi suatu kekhawatiran besar bagi dunia? Salah satu kekhawatiran mengenai lonjakan penyakit pernapasan adalah mycoplasma pneumoniae, yang juga meningkat di negara-negara lain.
Baca Juga : KONI Kabupaten Blitar Kecewa, Akan Unjuk Rasa Tuntut Dana dan Penghargaan Atlet
Maria Van Kerkhove, Pimpinan Teknis COVID-19 di WHO mengatakan bahwa pneumonia mikoplasma bukanlah penyakit yang harus dilaporkan ke WHO. Meskipun penyakit ini meningkat selama beberapa bulan terakhir, tetapi sekarang tampaknya menurun.
“Kami melakukan tindak lanjut melalui jaringan klinis kami dan bekerja sama dengan dokter di Tiongkok untuk lebih memahami resistensi terhadap antibiotik, yang merupakan masalah di seluruh dunia, namun merupakan masalah khusus di kawasan Pasifik Barat dan Asia Tenggara,” katanya.
Rajib Dasgupta, ahli epidemiologi dan profesor kesehatan masyarakat di Universitas Jawaharlal Nehru di New Delhi, mengatakan bahwa dalam beberapa kasus mungkin ada komplikasi serius dari infeksi yang disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae, tetapi kebanyakan orang akan sembuh tanpa antibiotik.
Para dokter di Tiongkok dan para ahli di luar negeri tidak terlalu khawatir dengan situasi di Tiongkok, mengingat banyak negara lain mengalami peningkatan penyakit pernapasan serupa setelah pelonggaran kebijakan pandemi.
“Kasus-kasus yang kami lihat bukanlah hal yang aneh saat ini, karena gejala batuk, pilek, dan demamnya masih sama, dan hal baiknya adalah penyakit ini dapat diobati,” kata Cecille Brion, kepala departemen pediatrik di Raffles, sebuah Grup Medis Beijing.
Van Kerkhove mengatakan peningkatan kasus pernafasan ini juga sudah diperkirakan saat masuk musim dingin seperti saat ini. “Secara umum, kita melihat adanya peningkatan infeksi pernafasan di seluruh dunia. Kita memang cenderung melihat peningkatan pada anak-anak karena mereka adalah anak-anak usia sekolah, dan di belahan bumi utara saat ini sudah musim gugur. Kita memasuki masa bulan-bulan musim dingin," pungkas Van Kerkhove.