JATIMTIMES - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Blitar menyuarakan kekecewaannya terhadap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar karena ketidaktepatan dalam memberikan dana pembinaan atlet dan penghargaan kepada atlet berprestasi. KONI menilai seharusnya dana dan penghargaan direalisasikan hingga akhir tahun 2023.
Ketua KONI Kabupaten Blitar Tony Andreas dengan kecewa mengatakan bahwa meskipun sudah tiga kali mereka mengirimkan surat kepada bupati Blitar, tidak ada jawaban yang diterima terkait janji pemberian dana pembinaan dan reward bagi atlet berprestasi.
Baca Juga : Transformasi Digital, Bank Jatim Raih Dua Penghargaan dalam Top Digital Awards 2023
“Dalam memperjuangkan hak-hak atlet dan kebutuhan dana pembinaan yang menjadi komitmen Pemerintah Kabupaten Blitar, KONI Kabupaten Blitar telah melaksanakan prosedur standar operasional dengan mengirimkan surat kepada bupati Blitar sebanyak tiga kali. Surat terakhir kami kirimkan pada 8 November 2023, yang juga kami sampaikan kepada gubernur Jawa Timur dan menteri dalam negeri,” ujar Tony.
Pada tahun 2022, KONI Kabupaten Blitar telah mengusulkan anggaran dana hibah APBD sebesar Rp 11,23 miliar kepada Pemkab Blitar untuk pembinaan atlet dari 44 cabang olahraga. Namun, Pemkab Blitar hanya mengalokasikan Rp 526 juta untuk biaya operasional, jauh dari anggaran yang diharapkan.
“Dampaknya, KONI terpaksa menggunakan sisa dana tahun sebelumnya untuk menutupi kekurangan tersebut. Sejumlah dana tersebut juga harus digunakan untuk melunasi utang reward atlet berprestasi di Porprov VII yang seharusnya dibayarkan pada tahun 2022,” imbuh Tony.
Tahun 2023, anggaran yang diajukan KONI untuk pembinaan atlet hilang setelah adanya perubahan anggaran keuangan (PAK) melalui DPRD Kabupaten Blitar. Tak hanya itu. Tidak ada alokasi dana untuk pembinaan atlet atau penghargaan bagi atlet yang berhasil menyumbangkan prestasi membanggakan bagi Kabupaten Blitar di ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim 2023.
“Meskipun berhasil meraih prestasi di posisi ke-8 dari 38 kontingen kabupaten/kota di Jawa Timur dengan perolehan 27 emas, 23 perak, dan 39 perunggu, atlet-atlet ini belum mendapat penghargaan yang dijanjikan,” lanjutnya.
KONI Kabupaten Blitar menunjukkan kekhawatiran mereka terhadap nasib para atlet. Beberapa atlet bahkan mengalami cedera yang memerlukan biaya pengobatan, namun belum mendapatkan dukungan yang dijanjikan.
Baca Juga : Dua Pelaku Curas Jalanan Tulungagung yang Meresahkan Ditangkap Polisi, Akui Beraksi di Beberapa TKP
Tony Andreas menyatakan bahwa kekecewaan ini akan diungkapkan melalui aksi unjuk rasa, yang direncanakan melibatkan lebih dari 3.000 atlet dari berbagai cabang olahraga beserta keluarga mereka.
Aksi ini diharapkan dapat menjadi panggilan untuk menanyakan keberadaan anggaran yang telah dijanjikan oleh Pemerintah Kabupaten Blitar serta untuk menuntut hak para atlet yang telah berjuang membanggakan daerahnya.
“KONI dan para atlet berharap agar pemerintah daerah dapat memberikan perhatian yang layak terhadap dunia olahraga, mengingat peran mereka dalam mengharumkan nama Kabupaten Blitar di berbagai ajang bergengsi," ujarnya.