JATIMTIMES - Kantor media pemerintah Hamas menyebut 16.248 orang meninggal dalam perang Hamas melawan Israel. Mereka tewas di jalur Gaza.
"Perang Israel-Hamas telah menewaskan sedikitnya 16.248 orang di Jalur Gaza," kata kantor media pemerintah Hamas, dilansir AFP, Rabu (6/12/2023).
Baca Juga : Update Korban Erupsi Gunung Marapi: 23 Meninggal Dunia, 52 Selamat
Hamas merevisi jumlah korban sebelumnya yang diberikan oleh kementerian kesehatan. Revisi itu dimuat Selasa (5/12) waktu setempat.
Mereka mengatakan selama dua bulan perang, lebih dari 7 ribu anak-anak meninggal. Sementara itu, hampir 5 ribu perempuan meninggal.
"Dalam hampir dua bulan pertempuran yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel, lebih dari 7 ribu anak-anak dan hampir 5 ribu perempuan terbunuh di Gaza," kata kantor media dalam sebuah pernyataan.
Terpisah, Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan, setidaknya 25 orang tewas pada Selasa akibat serangan Israel terhadap sebuah sekolah di Gaza selatan.
Sekolah tersebut sedianya sedang digunakan sebagai tempat mengungsi warga Palestina yang kehilangan tempat tinggal akibat perang.
Sebagaimana diberitakan AFP, saksi mata menyebut, puluhan orang yang terluka, serta jenazah yang ditemukan dari bawah reruntuhan sekolah Ma'an di Khan Younis telah dibawa ke RS Nasser di kota itu.
Khan Younis, kota terbesar kedua di Gaza, telah menjadi sasaran pengeboman hebat selama beberapa hari oleh tentara Israel, yang kini juga telah mengirim pasukan darat ke wilayah tersebut dalam perangnya melawan Hamas.
Baca Juga : Korban Lebih Berani Speak Up, Laporan KDRT hingga Pencabulan Meningkat 9 Persen
Mohammed Salou, yang saudara perempuannya tewas dalam serangan pada Selasa, mengatakan kepada AFP, "Sepupu saya menelepon saya dan menyuruh saya datang karena jenazah saudara perempuan saya tergeletak di halaman sekolah, dan kami tidak dapat mengambilnya".
Dia akhirnya berhasil membawa jenazah saudaranya ke rumah sakit.
Salou mengatakan ia yakin bukan sekolah itu sendiri yang menjadi sasaran, melainkan wilayah di sekitarnya.
Banyak warga Palestina yang mengungsi di sekolah atau rumah sakit sejak dimulainya serangan Israel pada Oktober, karena yakin bahwa mereka relatif aman.
Namun, pada kenyataanya fasilitas publik tersebut tetap tidak terhindar dari serangan Israel.