JATIMTIMES - Pembagian susu gratis yang diklaim dapat mengatasi stunting menjadi salah satu program yang digaungkan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo-Gibran. Tak heran jika dalam masa kampanye, Gibran kerap membagikan susu UHT kepada anak-anak.
Namun pemberian susu gratis yang dilakukan oleh Gibran itu menjadi sorotan dokter. Salah satunya dokter umum asal Pekanbaru dr Anissa Florence CIMI. Dokter Anissa meminta agar sebelum Gibran melakukan kampanye, sebaiknya menelusuri terlebih dulu apa penyebab stunting di Indonesia.
Baca Juga : APK Calegnya Tutupi Gambar Caleg Nasdem, Ketua PKS Kota Malang Salahkan Petugas Pasang Banner
"Halo Mas Gibran, mbok ya sebelum kita melakukan penyuluhan atau melakukan kampanye itu, dicari tahu dulu apa penyebab stunting di negara kita ini," jelasnya, dikutip dari akun Instagramnya, @rddenisa.
Dokter Anissa yang juga dikenal sebagai konselor menyusui tersebut juga menyoroti pembagian susu UHT yang dilakukan Gibran. Menurut dia, susu UHT dengan rasa strawbery seperti dalam video yang diunggahnya mengandung gula tinggi.
"Kemudian Mas (Gibran) bilang ASI sampai 2 tahun, setelah 2 tahun diberikan susu formula itu sangat tidak tepat. Sebab berdasarkan panduan WHO tentang pemberian makan anak sejak usia 6 bulan itu dikatakan bahwa susu pertumbuhan atau susu formula itu tidak direkomendasikan lagi kepada anak," jelasnya.
"Yang direkomendasikan kepada anak adalah makanan padat utama protein hewani untuk mencegah stunting. Sehingga saran aku ya Mas sebagai dokter konsultan MPASI lebih baik Mas sebelum melakukan kampanye tentang stunting dicari tahu dulu ilmunya," tandas Anissa.
Lebih lanjut, Anissa itu pun menyayangkan beberapa netizen yang masih mendukung agar Gibran membagikan susu kepada anak. Sebab dia mengklaim kritikan yang ditujukan kepada Gibran yang menjadi calon wakil presiden.
"Yang disoroti itu bukan karena satu kotak susunya aja ya ibunda, tapi bagaimana caranya seorang pemimpin, apalagi seorang calon wakil presiden untuk memberikan contoh kepada rakyatnya," jelas Anissa.
Baca Juga : Tingkatkan Daya Saing, OJK Sampaikan Evaluasi Kinerja BPR dan BPRS Se-Jawa Timur 2023
Bukan karena minum satu kotak susu dari Gibran, kemudian sang anak menjadi diabetes. Namun Anissa lebih khawatir kampanye konsumsi susu UHT di atas 2 tahun itu diikuti dan menjadi pola hidup berkepanjangan oleh masyarakat.
"Sangat disayangkan yang komen ini adalah seorang ibu. Padahal kita sebagai ibu, generasi yang cukup kuat terutama dalam pemberian makanan pada anak kita. Kalau pemikiran ibunya aja seperti ibu yang komen di atas, sudah dapat dibayangkan bagaimana generasi Indonesia, bagaimana anak-anak Indonesia di masa depan, sudah pasti penyakit tidak menular seperti diabetes jantung koroner itu akan lebih cepat datang," pungkas Anissa.
Sementara itu, dokter anak dr Citra SpA IBCLC MKes melalui story Instagramnya juga membagikan momen saat dokter lainnya memberikan telur kepada anak-anak di Cirebon. Dokter Citra pun menegaskan penanganan stunting bisa dilakukan dengan anak mengonsumsi 1 telur pada setiap harinya. "1 day 1 egg bebas stunting," tulis dokter Citra.