JATIMTIMES - Pemkot Blitar melalui Dinas Koperasi UKM dan Tenaga Kerja tengah merancang strategi baru untuk mengatasi masalah kemiskinan ekstrem yang masih melanda sebagian warga di wilayahnya. Dengan rencana beroperasinya pabrik rokok baru jenis sigaret kretek tangan (SKT) milik PT HM Sampoerna di Kota Blitar, pemerintah daerah berfokus pada pengawalan dan pemberian peluang kerja kepada warga miskin ekstrem sebagai langkah dalam mengurangi angka kemiskinan.
Menurut Kepala Dinas Koperasi UKM dan Tenaga Kerja Kota Blitar Juyanto, terdapat 1.263 jiwa dari 271 kepala keluarga yang saat ini tergolong sebagai warga miskin ekstrem di Kota Blitar. Di antara jumlah tersebut, sebanyak 353 orang merupakan perempuan usia produktif, berkisar antara 18 hingga 58 tahun.
Baca Juga : Petir Sambar 5 Penambang Pasir di Blitar, 1 Orang Tewas
"Kami berkomitmen untuk membantu warga miskin ekstrem agar dapat memanfaatkan kesempatan kerja yang tersedia di pabrik rokok baru. Namun, penting bagi mereka untuk memiliki minat dan motivasi kuat terhadap pekerjaan yang ditawarkan agar usaha yang dilakukan dapat berhasil," ungkap Juyanto.
Pemerintah setempat memahami bahwa penanggulangan kemiskinan ekstrem membutuhkan lebih dari bantuan langsung. Memberikan akses terhadap kesempatan kerja dianggap sebagai salah satu cara yang efektif untuk membantu keluarga keluar dari kondisi tersebut.
Dalam rangka membuka peluang kerja, pabrik rokok baru di Kota Blitar membutuhkan lebih dari 3.000 tenaga kerja. Proses rekrutmen ini dijadwalkan akan dimulai pada Desember 2023 ini.
“Dalam hal ini, kami dari pemerintah daerah telah menyampaikan informasi kepada masyarakat melalui RT dan RW di seluruh kelurahan di Kota Blitar, berharap agar warga yang belum mendapatkan pekerjaan tetap dapat memanfaatkan peluang ini,” imbuhnya.
Baca Juga : Pemilu 2024 Kabupaten Blitar, KPU dan Bawaslu Terapkan Pengawasan Ketat dengan Patroli Siber
PT HM Sampoerna Tbk berencana untuk mendirikan pabrik rokok SKT di Kota Blitar dengan investasi sekitar Rp 350 miliar. Target operasional pabrik direncanakan pada Maret 2024 dengan perkiraan kebutuhan tenaga kerja sekitar 3.114 orang. Pabrik ini akan berlokasi di Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, menggantikan bekas lokasi pabrik rokok Apache yang telah berhenti beroperasi pada tahun 2022.