JATIMTIMES - Sudah menjadi rahasia umum bahwa keberadaan capres dan cawapres saat ini tidak bisa dilepaskan dari sosok pemodal di belakangnya. Dan pemodal adalah orang yang identik dekat dengan lingkungan oligarki.
Lantas dari semua capres dan cawapres yang ada saat ini siapakah yang paling lekat dengan oligarki? Seperti kita ketahui Pemilu 2024 mendatang diikuti oleh tiga Paslon. Yakni, Paslon 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Paslon 02 Prabowo Subianto-Rakabuming Raka dan Paslon 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Baca Juga : Masa Kampanye, Jalan Protokol di Kota Blitar Steril dari Alat Peraga Kampanye
Wakil Dekan FISIP Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Dr Umar Sholahudin, menyampaikan jika diurut capres dan cawapres yang paling berat lingkungan oligarkinya ada pada paslon nomor 2 Prabowo Subianto-Rakabuming Raka. Kemudian disusul Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Terakhir ada nama Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang jauh dari lingkungan kekuasaan dan bahkan sering disebut oposisi.
"Logika dan rasionalitas politik saya, Prabowo-Gibran adalah produk politik dan dapat tiket dari rezim Jokowi. Dan oligarki politik dan ekonomi pindah dari Jokowi ke Paslon Prabowo-Gibran. Sumberdaya melimpah di Prabowo yang disupport oleh rezim oligaki," ujarnya.
Rezim oligarki ini kata dia adalah sebuah sistem pemerintahan atau kekuasaan politik yang dikuasai dan dikendalikan oleh segelintir elit. Baik dalam bidang politik maupun ekonomi.
Terkait politik oligarkis ini Umar mencontohkan seperti yang terjadi pada rezim sekarang ini. Yakni, rezim kekuasaan dari Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
"Praktik politik seperti itu berpotensi melahirkan politik oligarkis. Kekuasaan hanya dikendalikan oleh segelintir elit. Dan produknya sudah mulai kelihatan, mulai disahkannya UU KPK, UU Cipta Kerja, sampai UU Covid-19," imbuhnya.
Senada Reza Maulana Hikam, aktivis HMI asal Surabaya, menilai keberadaan capres saat ini tidak bisa dilepaskan dari sosok pemodal di belakangnya. Dan pemodal bagi dia adalah orang yang identik dekat dengan lingkungan oligarki di Indonesia.
"Kalau oligarki ini, pakai rujukan Jeffrey Winters selalu berkaitan sama kekayaan materi," ujarnya.
Jeffrey Winters adalah profesor Departemen Ilmu Politik, Northwestern University, USA. "Beliau menuliskan buku "Power in Motion" yang bahas oligarki. Waktu oil boom, Indonesia banyak dapat untung (memang sebagian besar masuk ke negara asing atau oligarki ekonomi), sekarang nickel boom kita gak dapat apa-apa," lanjutnya.
Baca Juga : Disnaker-PMPTSP Ingatkan Pengusaha untuk Persiapkan Laporan Penanaman Modal
Menurut Reza sudah bukan rahasia umum jika dibalik tiga passlon yang maju saat ini ada pemodal di belakangnya. Namun bagi Reza, ada dua paslon yang sangat-sangat bergantung pada pemodal.
"Di belakang ketiga paslon ada oligarki sudah bukan rahasia umum. Tapi sekarang yang jadi pertaruhan kan memilih Lesser Evil," tegasnya.
Reza menjelaskan sudah banyak yang mengulas siapa sosok di balik Ganjar, Prabowo atau Anies. "Tapi siapa yang ada di balik Anies ini tidak serusak di balik dua paslon lainnya," tutur pemuda yang sudah menempuh LK II di HMI ini.
Kadar oligarki terberat kata Reza ada pada sosok paslon 02, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. "Justru yang saya lihat Hashim Djojohadikusumo (Kakak Prabowo). Karena oligarki ini kaitannya sama kekayaan materi, jadi melihat ke penyokong dananya. Semua perjanjian ekonomi bisa saja akan menguntungkan keluarga Djojohadikusumo," tegasnya.
Sementara untuk sosok Gibran, Reza melihatnya hanya alat Jokowi untuk mempertahankan proyek IKN yang mulai dikritik banyak pihak. "Dia gak bisa percaya kecuali ke darah dagingnya aja," pungkasnya.