JATIMTIMES- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan terkait potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi di sejumlah wilayah di Jawa Timur (Jatim) seiring dengan datangnya musim hujan. Menurut BMKG, 37 wilayah di Jatim memiliki risiko cuaca ekstrem seperti hujan lebat, banjir, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, dan bahkan hujan es. Waspada meningkat menjadi tuntutan bagi masyarakat Kota Blitar di tengah musim pancaroba ini.
Gangguan atmosfer seperti Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, dan gelombang Kelvin menjadi pemicu cuaca ekstrem yang mengancam wilayah Jatim, termasuk Kota Blitar. Peningkatan pertumbuhan awan kumulonimbus dapat memicu kondisi ekstrem ini.
Baca Juga : Memasuki Musim Penghujan, HPL Nilai Peralatan Bencana Daerah Belum Memadai
Kepala Badan Penanggulangan dan Pengendalian Bencana (BPBD) Kota Blitar, Agus Suherli, menyatakan bahwa meskipun Kota Blitar masih mengalami kondisi panas, potensi bencana hidrometeorologi tetap ada. Namun, belum terlihat dampaknya secara signifikan karena hujan hanya bersifat sesaat dan tidak terlalu deras.
“Pada saat ini, kepastian terkait dampak bencana hidrometeorologi di Kota Blitar masih belum bisa dipastikan. Hal ini dikarenakan cuaca hujan yang terjadi cenderung bersifat singkat dan tidak terjadi setiap hari," ujar Agus Suherli, Kepala Badan Penanggulangan dan Pengendalian Bencana (BPBD) Kota Blitar.
Suherli menjelaskan bahwa meskipun Kota Blitar saat ini masih dalam kondisi panas, adanya potensi bencana hidrometeorologi tetap menjadi perhatian serius. Namun, belum terlihat dampak yang signifikan karena hujan yang turun hanya bersifat sesaat dan tidak begitu deras.
"Dalam situasi ini, kita belum dapat memastikan bagaimana dampak yang akan ditimbulkan oleh bencana hidrometeorologi di Kota Blitar. Cuaca hujan yang bersifat singkat dan tidak teratur membuat prediksi dampaknya menjadi sulit untuk dipastikan dengan pasti," tambahnya.
Baca Juga : Pesona Eksotis Pantai Kasap di Pacitan, Raja Ampatnya Jawa Timur
Namun, krisis air masih menjadi permasalahan di beberapa wilayah Kota Blitar. Sebanyak 277 kepala keluarga dan 1.040 jiwa, bersama dengan 4 fasilitas umum, masih terdampak kekeringan. BPBD telah melakukan distribusi air sebanyak 564.500 liter, dengan fokus penanganan terparah berada di Jatimalang, di mana tim darurat melakukan dropping air dua kali sehari.