JATIMTIMES – Akhir-akhir ini tindakan genosida sering dibicarakan khalayak akibat munculnya konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina.
Namun pada 28 tahun silam, PBB pernah mendeklarasikan Tragedi “Srebrenica” sebagai kejahatan terburuk di tanah Eropa sejak Perang Dunia II dalam upaya genosida melalui pembantaian lebih dari 8.000 umat muslim.
Baca Juga : Pemesanan Tiket Kereta Api Nataru dari Stasiun Blitar Melonjak, Sudah Terjual 2.598 Tiket
Pembantaian Srebrenica atau kasus pembersihan etnis muslim Bosniak diyakini terjadi akibat buntut pecahnya Yugoslavia menjadi beberapa bagian. Menilik pada sumber sejarah, setelah runtuhnya Kerajaan Ottoman, wilayah kekuasaan di Balkan menjadi terpecah belah. Hal ini menjadikan setiap etnis disana berada pada wilayahnya masing-masing. Contohnya, etnis Muslim Bosnia, Serbia Ortodoks, dan Kroasia Katolik.
Cikal bakal terjadinya pembantaian etnis Bosniak ini diawai dengan wilayah Bosnia-Herzegovina yang pada saat itu masih menjadi bagian dari Yugoslavia, mendeklarasikan kemerdekaan dan ingin memisahkan diri pada tahun 1992. Hal ini rupanya memunculkan ketegangan antar etnis karena dianggap sebagai bentuk pemberontakan kepada pemerintah Yugoslavia, yang pada saat itu dikuasai oleh etnis Serb.
Penduduk Serbia Bosnia memboikot referendum dan menyerang negara yang baru dibentuk tersebut. Mereka mulai mengusir warga Bosnia dari wilayahnya dalam upaya menciptakan "Serbia Raya" yang dikenal sebagai sebuah kebijakan pembersihan etnis. Pada 11 Juli 1995, unit Serbia Bosnia merebut Kota Srebrenica di Bosnia-Herzegovina. Dalam waktu kurang dari dua minggu, pasukan mereka secara sistematis membunuh ribuan warga Bosnia (Muslim Bosnia).
Ironisnya PBB tidak melakukan apapun ketika kekerasan meletus di sekitar mereka. Padahal wilayah Bosnia dinyatakan oleh PBB sebagai daerah aman yang bebas dari serangan bersenjata atau tindakan permusuhan lainnya. Mantan Sekretaris Jenderal Kofi Annan kemudian menyatakan bahwa Tragedi Srebrenica akan selamanya menghantui sejarah Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pada tanggal 6 Juli 1995, pasukan Serbia Bosnia menyerang Srebrenica dengan sungguh-sungguh. Pasukan PBB menyerah atau mundur ke kota tersebut, dan serangan udara NATO, yang dipanggil untuk membantu, tidak banyak memperlambat kemajuan.
Ribuan orang dieksekusi dan kemudian dimasukkan ke kuburan massal dengan buldoser. Laporan menyebutkan beberapa di antaranya dikubur hidup-hidup, sementara beberapa orang dewasa terpaksa menyaksikan anak-anak mereka dibunuh. Sementara itu, perempuan dewasa bahkan anak-anak dikeluarkan dari antrian pengungsi dan diperkosa. Hingga para saksi mata bercerita tentang jalan-jalan yang dipenuhi mayat.
Baca Juga : KPU Telusuri Dugaan Bocornya DPT Pemilu 2024, Sebut Data Juga Dipegang Banyak Pihak
Pada tahun 2017, pengadilan PBB di Den Haag memvonis Mladic atas tuduhan genosida dan kekejaman lainnya. Komandan tersebut bersembunyi setelah perang berakhir pada tahun 1995 dan baru ditemukan pada tahun 2011, di rumah sepupunya di Serbia utara. Serbia telah meminta maaf atas kejahatan tersebut namun masih menolak untuk menerima bahwa ini adalah genosida.