JATIMTIMES - Pasca bentrokan sekelompok ormas Manguni Indonesia dan massa pro Palestina di Kota Bitung, Sulawesi Utara, tokoh Ormas Adat Sulut, Waluan Wangko Brigade Manguni Indonesia (BMI) Pdt Renata Ticonuwu buka suara. Dalam pernyataannya, Pdt Renata meminta anggota Manguni tidak terpancing dengan provokasi yang beredar.
Namun salah satu pegiat sosial, Mohamad Ali Ridlo atau akrab disapa Babeh Aldo mengkritisi pernyataan dari Pdt Renata. Menurut Babeh Aldo, provokator Manguni harusnya ditangkap baru bisa mendamaikan kericuhan yang terjadi pada Sabtu (25/11/2023) di Bitung tersebut.
Baca Juga : Cak Imin Tertawakan Nasib Erick Thohir, Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno
"Harus tegaslah, kita pingin damai kok. Jangan kita sudah begini, mau playing victim gitu, seolah-olah (Manguni) korban. Mereka minta ciptakan kedamaian tapi mereka yang menyerang dulu. Udah persis kayak Zionis Israel. Mereka kalau di gas, seolah-olah jadi korban," ujar Babeh Aldo, dikutip TikTok @liena_montu.
Babeh Aldo pun mengkritisi kalimat "jangan terpancing dan terprovokasi" yang disampaikan oleh Pdt Renata. Menurut pria yang memiliki garis keturunan Nabi Muhammad dari Assegaf tersebut, yang menyerang dulu adalah pihak Manguni.
"Oknum kalian yang mulai, kalian bawa senjata tajam. Ada videonya itu, masih ada di gue. Kalian injak-injak kepala orang. Sekarang kalian bilang jangan terprovokasi, halo," katanya.
Lebih lanjut, Babeh Aldo mengatakan jika Manguni ingin menciptakan kedamaian, keamanan dan ketertiban seharusnya tidak perlu menyerang massa bela Palestina. Dia pun mengkritisi pernyataan Pdt Renata soal percayakan kericuhan kepada aparat kepolisian.
"Oiya, karena aparat masyaAllah (dekat) ama kalian (Manguni) ya," ujarnya.
Babeh Aldo pun meminta agar Pdt Renata tidak playing victim soal kericuhan yang ada di Bintung. Kalimat Pdt Remata diartikan Babeh Aldo sebagai playing victim.
"Kalian yang mulai nyerang duluan, kalian yang bawa bendera Israel. Kalau memang itu oknum, Manguni lain harus tegas dong. Tangkap oknum kalian dan bawa ke kepolisian," ujarnya.
Terakhir, Babeh Aldo mengkritisi pernyataan Pdt Renata soal sebentar lagi perayaan Natal bagi umat kristiani. "Nah ini gak bener, jadi seolah-olah umat islam musuhnya umat kristen. Nggak woi. Musuh kita bukan kristen, musuh kita Manguni," jelasnya.
"Tenang umat kristen, aman. Umat islam di Indonesia tau siapa musuhnya. Islam haram memusuhi yang tidak memerangi mereka. Kami nggak musuhin kristen. Jangan, wah, seolah-olah nanti islam balasnya di Natal. Mainan basi. Kagak. Selama ini natal aman-aman aja. Manguni yang jadi perkara," tandas Babeh Aldo.
Baca Juga : Unik Banget! Makanan Khas Temanggung Jawa Tengah ini Bernama 'Bajingan'
Sebelumnya, Pdt Renata Ticonuwu membuat pernyataan melalui kanal video resmi Brigade Manguni Indonesia. Berikut ini isi pernyataan Pdt Renata Ticonuwu.
Saya bersama seluruh dewan walian menghimbau kepada semua jajaran BMI. Dewan pimpinan tonaas, daerah, walak dan wanua serta seluruh anggota BMI dimanapun berada. Saya menyerukan agar kita jangan terpancing dan terprovokasi atas insiden yang terjadi di Bitung.
Masalah yang terjadi biarlah kita percayakan kepada aparat kepolisian. Dan mari kita menjaga bersama kemanan di lingkungan kita masing-masing. Jangan ada lagi kumpul masa. BMI tetap memiliki komitmen, menjaga keutuhan bangsa dalam semangat persatuan NKRI.
Ingat, dalam waktu dekat umat kristen akan merayakan natal. Sekali lagi ciptakan kedamaian dan jaga kerukunan umat beragama. Terima kasih. Tuhan memberkati kita semua. I Yayat U Santi".
Berdasarkan penelusuran, akun X (Twitter) Babeh Aldo pada Selasa (28/11/2023) pagi kena withheld. Sehingga akun Twitter Babeh Aldo tidak bisa diakses. Dugaan semetara, akun Babeh Aldo kena withheld setelah menyuarakan soal kericuhan di Bitung.
Withheld merujuk pada tindakan pembatasan atau penahanan tweet oleh Twitter. Twitter dapat menahan tweet karena beberapa alasan, seperti melanggar kebijakan Twitter tentang perilaku atau konten yang dianggap tidak pantas, atau karena permintaan dari otoritas pemerintah setempat.
Jika tweet ditahan, pengguna tidak dapat melihat tweet tersebut saat mencari atau menelusuri Twitter. Namun, tweet tersebut masih dapat diakses oleh pengguna yang tahu URL-nya dan tweet tersebut tidak dihapus sepenuhnya dari Twitter.