JATIMTIMES - Setiap manusia yang memanjatkan doa kepada Allah SWT tentunya mempunyai asa doanya dikabulkan. Namun, apa yang diharapkan terkadang belum sesuai keinginan. Allah SWT terkadang masih belum mengabulkan ataupun menunda mengabulkan doa hambanya tersebut.
Terkait dengan doa, ada beberapa orang yang doanya tidak tertolak atau pasti dikabulkan oleh Allah SWT. Lantas siapakah mereka? Bagaimana kriterianya?
Baca Juga : Pemkab Bondowoso dan MUI Deklarasikan Pemilu Damai
Kriteria orang-orang yang doanya selalu dikabulkan Allah SWT telah dijelaskan dalam sebuah hadis. Hadis riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Ada tiga orang yang doanya tidak tertolak: pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai ia berbuka, dan doa orang yang terzalimi. Allah akan mengangkatnya di bawah naungan awan pada hari kiamat, pintu-pintu langit akan dibukakan untuknya seraya berfirman: Demi keagungan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu meski setelah beberapa saat.”
Tiga kelompok orang yang doanya tidak tertolak, seperti dijelaskan dalam hadis di atas, adalah pemimpin yang adil, orang yang berpuasa hingga ia berbuka, dan orang yang terzalimi.
Tentunya, tidak tertolaknya doa orang-orang tersebut ada faktor-faktor yang mmebuat Allah SWT mengabulkan doa mereka, baik ketika berdoa untuk diri sendiri maupun berdoa untuk orang lain.
Terkabulnya doa tiga orang ini tentu karena faktor kebaikan yang ada pada diri mereka sendiri ataupun atas ketaatan mereka kepada Allah SWT.
Tentang kriteria orang yang doanya tak pernah tertolak, pertama adalah pemimpin yang adil. Maksud pemimpin yang adil adalah bagaimana seseorang yang menjadi penguasa wilayah tersebut dapat bersikap menempatkan porsi yang sama, mengurusi segala hal yang ada dengan atas dasar kebaikan. Pemimpin tersebut selalu menaati perintah Allah SWT sehingga ia selalu meletakkan sesuatu pada tempatnya.
Kehadiran pemimpin yang adil tentunya akan membawa nilai kebermanfaatan dan kemaslahatan yang besar bagi kepentingan bersama. Sayyid Alwi bin Abbas Al-Maliki berpendapat bahwa pemimpin yang adil ini adalah ia yang mematahkan ‘duri’ orang-orang zalim dan pelaku kriminal. Sedangkan Ibn Mandhur dalam kamus Lisan Arab berpendapat bahwa adil adalah sesuatu yang hawa nafsu tidak memengaruhi untuk menyimpang dalam suatu keputusan. Adil merupakan putusan dengan jalan yang benar atau memutuskan dengan benar (Lisanul Arab, XI: 430).
Dan orang kedua yang doanya tak pernah tertolak adalah orang yang berpuasa. Puasa ini meliputi orang yang berpuasa sunah ataupun wajib. Tak tertolaknya doa orang yang berpuasa karena unsur kedekatannya dengan Allah SWT.
Baca Juga : Ustaz Adi Hidayat Sebut Bani Israel Wataknya Mirip Kera
Orang-orang yang berpuasa tersebut dapat menahan hawa nafsu mereka. Jiwa mereka bersih dari perkara mubah dan godaan syahwat.
Memang masa dikabulkannya doa tak berbatas waktu. Tetapi, waktu sepanjang berpuasa sejak terbit fajar sampai matahari terbenam merupakan waktu mustajab.
Ketiga orang yang terzalimi. Doa orang yang terzalimi begitu mustajab. Di antara orang-orang yang terzalimi dengan Allah SWT tidak terdapat hijab atau penghalang. Bahkan, Allah mendengar sumpah, cacian dan kata-kata buruk orang yang terzalimi.
Hal ini telah diabadikan dalam Al-Quran Surat An Nisa Ayat 148: "Allah tidak menyukai perkataan buruk, (yang diucapkan) secara terus terang kecuali oleh orang yang dizalimi. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui".