JATIMTIMES - Galang Gerak Budaya Tapal Kuda (GGBTK) hadir di Pasuruan sebagai bentuk apresiasi pada salah satu wujud budaya yang sangat khas dari masyarakat Tapal Kuda di Jawa Timur yaitu kehidupan beragama, khususnya Islam, yang cukup kaya dengan ragam budaya lokal bersifat hibrid. Aneka seni pertunjukan berkembang dari praktik beragama yang menyerap tradisi lokal. Di Kabupaten Pasuruan, seni pertunjukan berdimensi dakwah yang masih berkembang di masyarakat antara lain seni hadrah, syi'iran, rodat, terbang laro, dan terbang jidor.
Salah satu seni syi'iran yang cukup digemari oleh warga desa di Pasuruan adalah Syi'iran Blug Geblug. Seni pertunjukan ini menampilkan syi'iran berbahasa Madura atau Jawa yang dinyanyikan secara bersama-sama oleh 3-15 orang atau lebih dengan iringan bantal yang dipukul dengan tangan dan tepuk tangan anggotanya. Syair ini berisi pujian, sholawat, dan ajaran-ajaran tentang agama Islam. Istilah Blug Geblug berasal dari bunyi bantal yang dipukul.
Baca Juga : Gibran Klarifikasi Soal Fotonya Bersama Anggota TNI
Sebagai upaya regenerasi kesenian ini, panitia Galang Gerak Budaya Tapal Kuda (GGBTK) Kabupaten Pasuruan menggelar Festival Blug Geblug di Halaman SDN 1 Gerbo, Kecamatan Purwodadi, 11/11/23. Festival ini diikuti oleh 14 sekolah dasar di Purwodadi.
Masing-masing kelompok mempersembahkan pertunjukan dengan riang gembira. Mereka cukup bersemangat karena bisa mengikuti kompetisi yang melombakan kesenian yang menjadi bagian dari ekstrakurikuler di sekolah.
Menariknya, masing-masing kelompok membawa suporter layaknya pertandingan sepakbola. Mereka adalah para siswa dan guru yag menyemangati peserta agar bisa tampil maksimal. Suasana di depan panggung menjadi lebih meriah dan ramai, tetapi tetap tertib. Dengan kedatangan para suporter cilik tersebut, para pelaku UMKM pun diuntungkan.
Para siswa yang terlibat sebagai peserta dalam festival mengungkapkan kegembiraan mereka.
"Saya benar-benar bahagia, meski deg-degan. Nggak nyangka. Saya dan kawan-kawan berlatih untuk menyiapkan festival ini dengan arahan guru dan pagi ini kami bisa pentas. Ini pengalaman yang benar-benar asyik," tutur Nuzil, peserta dari SDN 2 Gerbo, setelah turun dari pentas.
Kegembiraan para peserta dan suporter yang menonton festival merupakan tanda yang memiliki pesan kultural berkaitan dengan proses beragama.
Baca Juga : Ataka, Juara Olimpiade Diagram Dinas Pendidikan Banyuwangi
"Anak-anak Purwodadi melalui Festival Blug Geblug mengabarkan kepada masyarakat Pasuruan dan bangsa Indonesia, bahwa menjalani agama itu akan asyik kalau dengan riang-gembira, tidak usah kaku-kakuan. Jadi, dalam beragama kita bisa menggunakan ekspresi budaya untuk menciptakan suasana toleran dan penuh keindahan estetik," tutur Chrisman Hadi, presidium Dewan Kesenian Jawa Timur dalam diskusi dengan pelaku budaya selepas festival.
Lebih lanjut, Chrisman Hadi mengatakan bahwa melalui festival penuh kegembiraan ini para siswa SD bisa mengalami proses spiritualitas di mana mereka bisa meyakini ajaran agama dalam ekspresi yang memperkuat keyakinan dengan penuh gembira. Dari sinilah pemahaman agama akan menyatu dalam laku, sehingga bisa memancarkan kebaikan kepada umat manusia.
Berangkat dari semangat itulah, GGBTK diharapkan bisa merajut berbagai macam praktik berbudaya dan beragama yang bisa menjadi energi positif bagi proses berkebangsaan dan bernegara. Praktik religius-kultural yang mengedepankan relasi harmonis dan kreatif inilah yang bisa mewujud sebagai salah satu modal bagi penguatan keindonesiaan.