JATIMTIMES - Kota Malang masih menjadi lokasi favorit bagi anak jalanan (anjal) dan pengemis. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah anjal, gelandangan dan pengemis yang diamankan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Malang.
Pada bulan Oktober 2023 ini saja, Satpol PP Kota Malang mengamankan sebanyak 25 pengamen, pengemis dan gelandangan yang beroperasi di beberapa titik. Bahkan sebagian juga ada yang diamankan lebih dari satu kali.
Baca Juga : Pantai Popoh: Transformasi dari Tempat Pendaratan Ikan menjadi Destinasi Wisata Bahari yang Memikat
Kepala Bidang (Kabid) Ketentraman dan Ketertiban Umum (KKU) Satpol PP Kota Malang, Rahmat Hidayat mengatakan, jumlah pengemis dan pengamen yang diamankan itu cenderung meningkat. Jika dibandingkan dengan waktu sebelumnya.
"Karena bulan Oktober ini memang banyak pengaduan. Baik melalui medsos (media sosial) atau menghubungi petugas secara langsung. Baik lewat telepon atau WhatsApp," ujar Rahmat, Selasa (31/10/2023).
Rahmat mengatakan, bahwa hal itu sebenarnya cukup disayangkan. Bahkan menurutnya, jumlah keberadaan gelandangan, pengemis, anjal maupun pengamen di jalanan di Kota Malang terbilang cukup tinggi.
"Kota Malang termasuk tinggi. Jika dibandingkan dengan kota besar lain, seperti Surabaya, Madiun atau Kediri itu jumlah (pengemis) nya hampir sama. Bahkan mungkin lebih banyak," jelas Rahmat.
Selain itu, Kota Malang menjadi lokasi favorit bagi anjal, pengemis dan gelandangan ini sepertinya cukup tersohor di daerah lain. Hal itu, dilihat bahwa dari pelaku yang diamankan Satpol PP, sebagian merupakan warga daerah luar Malang.
Seperti dari warga Singosari, Pagelaran Kabupaten Malang, Kota Batu dan Kota Malang. Sementara dari luar Malang berasal dari Jombang, Pasuruan, Lumajang hingga Kabupaten Sumenep.
Baca Juga : AI: Bukan Sekedar Tren, Tapi Masa Depan Marketing
"Kalau yang dari Malang, kita minta perangkat wilayahnya yang menjemput. Sementara kalau dari luar Malang, biasanya langsung dipulangkan dengan biaya dari Dinas Sosial," jelas Rahmat.
Sementara itu, dirinya belum dapat memastikan apa yang membuat para gelandangan, pengemis, anjal dan pengamen itu banyak beroperasi di Kota Malang. Hanya saja, dari pemeriksaan sejumlah pelaku yang diamankan, warga Malang termasuk ringan tangan.
"Ya itu, katanya warga Malang itu loman (ringan tangan). Makanya itu yang dimanfaatkan. Kan ada beberapa yang memanfaatkan anaknya (untuk mengemis), tujuannya agar warga bisa iba," pungkas Rahmat.