free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Ekonomi

Terkait Serangan Kwangwung pada Kelapa, Disbun Jatim Tangani Setelah Pengendalian Hama Uret

Penulis : Anang Basso - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

24 - Oct - 2023, 03:46

Placeholder
Kadisbun Jatim sekaligus Pj Bupati Tulungagung, Heru Suseno (Foto: Anang Basso/ TulungagungTIMES)

JATIMTIMES - Dalam dialog dengan Pejabat (Pj) Bupati Tulungagung, Heru Suseno, para kepala desa yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintahan Desa Se Indonesia (Apdesi), juga membawa keluhan warga terkait hama kwangwung. 

Heru Suseno yang merupakan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur ini dianggap dapat memberikan solusi terkait hama kwangwung yang telah mematikan pohon kelapa sekitar belasan tahun terjadi.

Baca Juga : Yudisium Pascasarjana Unikama Semester Genap, 33 Mahasiswa Resmi Sandang Gelar Magister 

Sugiyatno, Kepala Desa Banyuurip sekaligus Sekretaris Apdesi dalam paparannya meminta agar Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur yang saat ini menjabat sebagai Pj Bupati Tulungagung, dapat segera mengambil langkah penyelamatan pohon kelapa yang masih tersisa.

"Mumpung Pak Bupati ini juga menangani masalah perkebunan, masyarakat kami di pinggiran atau di wilayah selatan ingin ada upaya menyelamatkan kelapa dari serangan kwangwung yang telah terjadi bertahun-tahun," kata Sugiyatno alias Janur.

Alasan lain, kepala desa yang juga bos janur ini di masa lalu, ia adalah penyuplai daun kelapa muda ini ke Bali.

"Saya yang terkena imbas langsung, saya dulu tiap hari dapat kirim janur ke Bali untuk upacara adat disana. Lambat laun, karena kelapa mati maka kiriman terus menyusut," imbuhnya.

Sebenarnya, kwangwung dapat dicegah dengan pemberian tembakau yang diletakkan di sela tapas atau pelepah. Namun, petani kelapa tidak semuanya telaten menggunakan tips yang sebelumnya diterapkan oleh Sudikan, Kepala Desa Rejosari.

Menanggapi ini, Heru Suseno mengatakan bahwa wilayah Dinas Perkebunan ini meliputi seluruh Kabupaten di Jawa Timur. Dalam catatannya, ia menerima informasi jika di Tulungagung dan Blitar hama kwangwung telah merusak kelapa secara masif.

"Saya kira ada baiknya petani kelapa ini menanam kelapa genjah jenis entok. Ini sudah diuji coba di Kediri puluhan hektar, lebih tahan hama," ucapnya.

Baca Juga : Terkait dengan Pendidikan Anak Korban Kekerasan, Kadikbud Kota Malang: Akan Segera Tangani!

Heru juga memastikan akan menangani hama kwangwung ini setelah penanganan uret tebu di beberapa wilayah lain.

"Setelah hama uret ini kita kendalikan, selanjutnya nanti kita tangani kwangwung. Kendalanya juga pada anggaran yang terbatas, selain itu kalau dari segi prioritas tebu menjadi bagian bahan pokok, jadi ditangani lebih dahulu," ungkapnya.

Seperti diketahui, serangan hama uret ini terjadi dibeberapa tempat di Jawa Timur. Akibat serangan uret biasanya daun layu dan menguning lalu kering dan mati, akar tanaman habis dimakan uret, bagian pangkal batang terdapat luka-luka bekas digerek, bagian pangkal batang serta sekitar perakaran terdapat uret, pada serangan yang berat tanaman mudah roboh dan mudah dicabut karena akar-akarnya dimakan uret.

Adapun kerugian akibat serangan uret maka pada tanaman tebu muda dapat menyebabkan kematian tanaman, sehingga perlu penanaman ulang. 

Sedangkan pada tanaman yang lebih tua dapat mengakibatkan terjadinya penurunan hasil atau bahkan gagal panen serta pada tanaman tebu menjelang ditebang, maka akan menyebabkan kondisi pertumbuhan yang jelek pada tanaman tebu keprasan periode berikutnya.


Topik

Ekonomi Kwangwung hama kwangwung hama kelapa kelapa tulungagung



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anang Basso

Editor

Sri Kurnia Mahiruni