JATIMTIMES - Balai Taman Nasional Baluran melakukan upaya penambahan indukan jantan banteng dari Taman Safari Indonesia (TSI) II Prigen. Penambahan indukan jantan itu dalam rangka road to puncak Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) dan bertepatan juga dalam rangka memeriahkan Hari Satwa Sedunia (World Animal Day).
Kepala Balai TN Baluran Dr Johan Setiawan mengatakan indukan banteng Jawa (Bos Javanicus) dari lembaga konservasi TSI II Prigen tersebut akan dijadikan sebagai pejantan unggul bagi 4 ekor banteng betina di Baluran. Adanya pejantan unggul ini diharapkan akan dihasilkan keturunan atau bibit unggul dan tangguh dengan morfologi dan genetik yang unggul.
Baca Juga : Waduk Selorejo Ngantang, Wisata Alam dengan Pemandangan Empat Gunung
"Sebanyak 1 ekor banteng jantan telah disiapkan oleh pihak manajemen TSI II Prigen untuk SSB TN Baluran. Indukan Jantan tersebut bernama “Dimas” yang merupakan keturunan dari indukan betina bernama “Dini” dan indukan jantan bernama “Matos” dan terlahir di TSI II Prigen pada tanggal 22 Agustus 2017," ujar Joko.
Program yang dilakukan di SSB TN Baluran tersebut menjadi salah satu contoh upaya konservasi exitu link to insitu di Jawa Timur sekaligus merupakan bagian dari bentuk kerja sama KLHK dengan Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI).
Atas dasar hal tersebut, kata Joko maka melalui surat direktur konservasi keanekaragaman hayati spesies dan venetik (KKHSG) kepada direktrur Taman Safari Indonesia (TSI) II Prigen tertanggal 26 September 2023 perihal Plperolehan pejantan indukan banteng, dilaksanakan dengan memilih pejantan indukan yang layak. Pejantan banteng “Dimas” telah diperiksa tim medis dari TSI II Prigen dengan metode yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
"Alhamdulillah dari hasil serangkaian uji tersebut, Dimas dinyatakan sehat dan sangat layak untuk dijadikan indukan bagi pengembangbiakan banteng di SSB TN Baluran," imbuhnya.
Sebagai satwa yang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 106/2018, dan termasuk “endangered” secara IUCN Redlist, upaya peningkatan populasi banteng Jawa harus menjadi perhatian penting sebagaimana Surat Keputusan Direktur Jenderal KSDAE No. 180/IV-KKH/2015 bahwa banteng termasuk salah satu dari 25 jenis satwa prioritas yang perlu ditingkatkan populasinya.
"Banteng Dimas akan segera ditranslokasi dari di TSI II Prigen ke SSB TN Baluran. Harapan bersama bahwa Dimas”l akan tumbuh berkembang dengan baik di kandang SSB TN Baluran, sehingga mampu memberikan keturunan banteng Jawa yang siap dilepasliarkan kembali di habitat alami TN Baluran," ungkapnya.
Baca Juga : Airlangga Tunggu Putusan MK Terkait Mencuatnya Usulan Ghibran Jadi Cawapres Prabowo
Sementara itu, Plt Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik Drh Indra Exploitasia menyampaikan bahwa penambahan 1 ekor banteng jantan dari TSI II Prigen ke Suaka Satwa Badak Taman Nasional Baluran sebagai implementasi program ex-situ linked to in-situ dan bagian dari Global Species Management Plan (GSMP).
Langkah ini diharapkan sudah benar-benar melalui proses pemilihan indukan yang unggul, sehat, dan secara genetik bagus, sehingga harapannya dapat dilakukan perencanaan program pengembangbiakan semi alami di SSB dengan baik.
"Dalam konteks GSMP, tidak hanya satwanya saja yang ditransfer, tetapi juga ilmu pengetahuan dan teknologi pengembangbiakan banteng untuk peningkatan kapasitas petugas Taman Nasional Baluran dan Lembaga konservasi seperti TSI II Prigen," jelas Indra.
Hal ini, lanjut Indra, menjadi awal untuk pengembangan jejaring antara pengelola SSB dan Lembaga konservasi serta mitra seperti Copenhagen Zoo dan juga perguruan tinggi. “Mari kita bekerja bersama-sama untuk memberikan kontribusi terbaik bagi konservasi Banteng di Indonesia sebagai implementasi dari Instruksi Presiden No 1 tahun 2023 tentang pelestarian keanekaragaman hayati dalam pembangunan berkelanjutan,” ungkapnya.