JATIMTIMES - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang mendorong adanya penyebarluasan budidaya tanaman anggrek yang saat ini sedang dibudidayakan di Greenhouse Griya Anggrek Singosari di bawah naungan BUMDesa Bersama Singosari LKD.
Mengingat, saat ini terdapat dua jenis tanaman anggrek yang dibudidayakan di Greenhouse Griya Anggrek Singosari di wilayah Desa Toyomarto. Yakni jenis Dendrobium dan Cattleya.
Baca Juga : Banggakan Indonesia, Pebalap Astra Honda Fadillah Arbi Debut di GP Mandalika
Pemilihan dua jenis tanaman anggrek tersebut menyesuaikan dengan cuaca sejuk dan dingin di wilayah Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Selain itu, dipilihnya dua jenis tanaman anggrek tersebut untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri atau kebutuhan ekspor.
Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto menyampaikan, bahwa tanaman anggrek yang saat ini sedangkan dibudidaya di Griya Anggrek Singosari di Desa Toyomarto, dapat dikembangkan di beberapa lokasi lagi.
"Kita berharap bisa dikembangkan, artinya di wilayah dataran tinggi," ungkap pria yang akrab disapa Didik ini.
Pihaknya pun memberikan contoh, ketika akan membudidayakan jenis tanaman anggrek lainnya, membutuhkan kawasan yang memiliki kelembapan udara dan cuaca yang sejuk agar menghasilkan tanaman anggrek yang bagus dan sesuai dengan harapan.
Didik mencontohkan, ketika pelaku budidaya berniat untuk membudidayakan tanaman anggrek jenis Anggrek Bulan. Di mana diperlukan lokasi yang sejuk dan cenderung dingin.
Mantan Ketua DPRD Kabupaten Malang itu pun menyebutkan, terdapat dua kawasan yang dapat menjadi pilihan dalam membudidayakan tanaman Anggrek Bulan. Yakni seperti di wilayah Kecamatan Karangploso dan Kota Batu.
Pasalnya, kedua wilayah tersebut memiliki ketinggian lebih dari 600 meter di atas permukaan laut (mdpl). Ketinggian itu masuk dalam salah satu syarat membudidayakan tanaman Anggrek Bulan agar menghasilkan bunga yang bagus.
"Nah kalau di atas 600 meter dpl kita tinggal naik dikit, di Batu atau di wilayah UB Forest. UB Forest tadi juga saya sampaikan dengan harapan kalau mungkin Karangploso bisa bekerja sama dengan UB Forest, sehingga nanti bagaimana biaya atau sewa lahannya itu bisa diminamalisir," jelas Didik.
Menurutnya, dengan persebaran budidaya tanaman anggrek di berbagai lokasi, akan membuat perputaran usaha budidaya tanaman Anggrek berjalan dengan baik. Sehingga menghasilkan keuntungan yang diharapkan.
Baca Juga : Dipromotori TV Nasional, Jember Teacher Fest Timbulkan Kegelisahan Guru
Lebih lanjut, untuk ekspor tanaman anggrek, pihaknya saat ini terus mengimbau agar para pelaku budidaya tetap sabar. Pasalnya, saat ini semua pihak tengah berupaya agar proses perizinan ekspor tanaman anggrek berjalan dengan lancar.
"Untuk ekspor pemerintah daerah akan terus mendorong, bagaimana hasil dari pada budidaya ini harus bisa ekspor," kata Didik.
Salah satunya dari Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) RI Abdul Halim Iskandar yang berkomitmen membantu proses perizinan ekspor tanaman anggrek dari Griya Anggrek Singosari serta pelaku budidaya anggrek di Indonesia melalui komunikasi lintas kementerian. Yakni dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI.
"Tentunya kita minta fasilitasi Pak Menteri Desa khusus (komunikasi) kepada Menteri LHK dan Mendag. Di samping beliau bekerja, kami pun juga akan mendorong, artinya mendukung persyaratan-persyaratan yang diharapkan oleh kementerian," pungkas Didik.